Semarang – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) ikut angkat suara terkait beredarnya isu bahwa Gubernur Akpol, Irjen Anas Yusuf mundur dari jabatannya.
Hal itu terkait, kejadian Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) bernama Muhammad Adam yang tewas usai dianiaya seniornya. Polisi pun menetapkan 14 seniornya, yang juga taruna Akpol sebagai tersangka.
Namun, Kabid Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kombes Djarot Padakova, mengaku belum mengetahui isu tersebut menyusul kasus penganiayaan hingga berujung meninggalnya Brigdatar Mohammad Adam.
“Itu kan masih isu dan belum tentu benar, kan tidak ada konfirmasi dari Mabes Polri. Tapi jika pun beliau menyatakan mengundurkan diri, maka sikap nya adalah ksatria dan gentleman berani pasang badan terkait insiden tersebut,” tegas Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, hari ini.
Kendati demikian, Willy mengakui kerja keras dan segudang prestasi mantan Kapolda Jatim tersebut. Tak hanya itu, sikap kepemimpinan Anas Yusuf layak diacungi jempol dengan bersiap bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa anak didiknya tersebut.
“Beliau juga berani menerima apapun konsekuensinya. Publik pun akui dengan keloyalan dan pengabdian dirinya di Korps Bhayangkara,” ucap dia.
Bahkan, kata Willy, Anas juga tak sungkan-sungkan ikut menyesalkan peristiwa itu, dan dirinya selaku Gubernur Akpol bertanggung jawab penuh. Secara khusus, Anas juga meminta maaf kepada orangtua korban terkait kejadian itu. Dia menjamin 14 taruna yang ditetapkan tersangka akan diproses secara hukum.
“Kasus ini juga dibawa keranah hukum, kami yakin beliau melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan yang ada di Akpol, termasuk soal perkumpulan organisasi daerah,” sebutnya.
Lebih jauh, Willy pun mengkritisi pihak yang justru memojokkan Gubernur Akpol itu. Harusnya, kata Willy, pihak tersebut memberikan masukan bukan malah menyalahkan munculnya insiden tersebut.
“Mari kita yang peduli generasi penerus Polisi ikut bersama-sama evaluasi dengan memberi masukan soal sistem pengasuhan, pengajaran. Janganlah menyalahkan Anas, bukannya menyelesaikan masalah justru menambah masalah. Beri solusi terbaik demi masa depan Korps Bhayangkara yang makin dicintai dan dekat dengan masyarakat,” tandasnya.