Semarang – Ketua KUD Jawa Tengah Joko Purnomo meminta mahasiswa untuk berperan aktif menangkal peredaran informasi sampah yang santer disebut “Informasi Hoax”. Menurut dia, di era digital dan teknologi yang semakin maju ini, mahasiswa diharapkan bisa mengendalikan informasi dan memilih informasi yang baik.
“Peran mahasiswa harus bisa mencerna apalagi hoax merajalela. Sesungguhnya teknologi ada di jari-jari kita, dan harus pandai mengendalikan jari tersebut supaya bisa memilah dan memilih hal yang baik,” tegas Joko.
Hal itu mengemuka dalam dialog terbuka bertema “Penguatan Karakter Kebangsaan untuk Menolak Hoak dan Intoleransi Menjelang Pilkada Serentak 2018” yang diinisiasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang di Kampus 2 UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah, Rabu (29/3/2018).
Turut hadir juga narasumber lainnya diantaranya Wakil Dekan 2 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang Agus Nur Hadi, dan Teguh Wibowo.
Dikatakan Joko, saat ini peran mahasiswa dan pemuda sangatlah penting dalam membangun bangsa, khususnya di era digital saat ini. “Mahasiswa harus memegang kontrol sosial media agar bisa menangkal isu hoak dan intoleransi,” ujarnya.
Joko melanjutkan, dalam menghadapi Pilkada Serentak yang sebentar lagi akan dihelat, warga daerah diharapkan bisa ikut berpartisipasi mengawal pesta demokrasi tersebut dan pemimpin daerah yang terpilih dalam melakukan kebijakan-kebijakan selama menjabat menjadi kepala daerah nantinya.
“Tentu disini peran warga daerah sangat diperlukan, karena setiap daerah telah dilakukan otonomi daerah. Pemimpin daerah yang amanah maka hasil otonomi daerah bisa berjalan secara maksimal,” tukasnya.
Diakhir acara, gabungan mahasiswa dan pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak hoax dan intoleransi melakukan deklarasi. Adapun isu deklarasi tersebut adalah sbb :
Kami menyadari bahwa menjelang Pilkada 2018 banyak berita dan informasi bohong atau hoax serta perilaku intoleransi semakin sering disampaikan dan diperlihatkan melalui media sosial. Oleh karena itu dengan penuh kesadaran, keikhlasan dan keinginan luhur untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami mendeklarasikan diri sebagai Gabungan Mahasiswa Dan Pemuda Kota Semarang pendukung demokrasi dan nasionalisme penolak Hoax dan Intoleransi dengan menyatakan bahwa :
1. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak setiap orang dengan sengaja menyebarkan informasi dan perilaku yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
2. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang akan bersatu padu, saling menghormati dan saling menguatkan untuk selalu menyuarakan kebenaran dan melawan berbagai bentuk fitnah dan hoax serta perilaku intoleransi.
3. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa membedakan gender, usia, agama, suku dan golongan untuk memanfaatkan media social secara positif dan produktif, cerdas dan mengedukasi masyarakat dengan menyampaikan berbagai informasi benar, tidak menjadi penyebar hoax dan pelaku intoleransi.
4. Kami gabungan mahasiswa dan pemuda se-Kota Semarang menolak segala macam bentuk paham anti pancasila dan UUD 1945 serta bersedia menjaga keutuhan NKRI
Semarang, 29 Maret 2018