Jakarta – Polisi menyatakan dua anak bernama Mahesa Junaedi (13) dan Rizki Syaputra (11) meninggal dunia bukan disebabkan desak-desakan antrean bagi-bagi sembako di Monas. Polisi menyebut keduanya meninggal karena sakit.
“Bukan karena antrean,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa (1/5/2018).
Argo menjelaskan pertama kali petugas kepolisian mendapat laporan Mahesa yang pingsan di luar pagar Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Selanjutnya, Mahesa langsung dibawa ambulans menuju RS Tarakan.
Setelah diperiksa dokter, Mahesa dinyatakan meninggal dunia. Argo menyatakan Mahesa diduga meninggal karena suhu badan tinggi dan dehidrasi.
“Untuk atas Mahesa Junaedi, menurut keterangan dokter, dinyatakan meninggal karena persistensi hiperpireksia (suhu badan di atas 40 derajat Celsius) dan heat stroke (dehidrasi),” terang Argo.
Sementara itu, Rizki juga ditemukan meninggal dunia di RS Tarakan. Penyebab kematian diduga suhu panas yang tinggi. Dari keterangan keluarga, menurut Argo, Rizki juga disebut mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.
“Berdasarkan keterangan dokter, sebab kematian dikarenakan panas suhu badan yang sangat tinggi,” kata Argo.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan bagi-bagi sembako di lapangan Monas menimbulkan korban jiwa. Dia menyebut dua anak meninggal akibat berdesak-desakan.
“Ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya, yaitu saudara kita, Mahesha Junaedi (12), dan satu lagi, adinda Rizki (10). Keduanya warga Pademangan. Adinda Rizki bersama Mahesha Janaedi harus kehilangan nyawa karena berdesak-desakan,” kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (30/4).