Jakarta – Sosok Donald Trump memang kontroversial, jauh dari santun, dan sederet karakter lain yang bisa membuat orang lain tidak senang kepadanya. Namun, rakyat Amerika telah memilihnya sebagai pemimpin baru menggantikan Barack Obama.
“Trump effect” terhadap ekonomi Indonesia dinilai sangat berpengaruh pada pasar keuangan dan pasar modal. Untuk mengupasnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya menggelar diskusi bertema “Tata Cara Pengelolaan Perusahaan Menurut Pelaku Bisnis Di Tengah Issue Trump Effect” di Universitas Jayabaya, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Dalam sambutannya, Wakil BEM Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya Nurhalim Fadli mengatakan pasar finansial terkena syok jangka pendek atas terpilihnya Donald Trump. Namun, kata Fadli, secara jangka panjang, dampaknya memang masih belum bisa diperkirakan. Yang pasti selama ini, Amerika merupakan salah satu negara yang cukup penting bagi Indonesia.
“Effect Trump tersebut sangat mempengaruhi naik turun perekonomian di Indonesia maupun dunia yang di derita oleh perusahaan dan para pelaku bisnis,” ungkap Fadli.
Lebih lanjut, Fadli membeberkan apa yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani banyak sekali kejutan yang bakal terjadi di Effect Trump ini. Kendati demikian, Indonesia tetap antisipasi dengan dampak Effect Trump dan memantau perkembangannya. Oleh karenanya, ia mengingatkan sebagai mahasiswa harus cermati, memahami, cerdas guna menanggulangi dampak tersebut.
Dijelaskan dia, pelemahan kurs Rupiah dan Indeks Harga saham gabungan (IHSG) dipengaruhi sentimen yang terjadi secara regional maupun Global. Kalaupun ada rumor mengenai perubahan kebijakan atau ada spekulasi, merupakan sesuatu yang dibuat atau karena semua secara bersama merasa khawatir terhadap perkembangan yang terjadi. Terpilihnya Donald Trump juga dianggap membuat nilai tukar dolar dari 13.000/dolar naik ke level 13.800 per dolar. Selain itu neraca dagang ekspor Indonesia dengan Amerika.
Selain itu, lanjut dia, nampak pula dalam pidato kampanyenya bahwa Donald Trump terus mengungkapkan rencananya membatalkan segala perjanjian perdagangan yang di anggap akan merugikan Amerika Serikat. Jika kebijakan ini akan dilakukan, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara yang akan terkena dampak dari kebijkan Donald Trump ini.
“Indonesia perlu pro aktif mengenai perekonomian ini. Jikapun terjadi hubungan yang buruk antara negara Cina dengan Amerika, maka Indonesia menjadi peran penengah mengingat realisasi investasi Cina dengan Indonesia cukup besar yaitu 2,16 Miliyar Yuan/4.16 Triliun,” ucap dia.
Tak hanya itu, sambungnya, hubungan antar negara menurut data Kementrian Perdagangan RI hingga Agustus 2016 mencapai US$10.527.387,9 barang tersebut terdiri pada industri Migas dan Non Migas. Buat Indonesia dalam jangka pendek tentu harga komoditas itu akan membantu.
“Nah mungkin itu akan ada kenaikan, harga minyak mentah naik, harga BBM juga naik. Kalau BBM naik tentunya inflasi kita naik. Kalau harga komoditas naik itu akan diikuti harga komoditas pangan yang naik. Dan kalau itu naik, inflasi double attack baik dari makanan maupun bahan bakar,” sebutnya.
Fadli berpesan agar mewaspadai dan Indonesia harus berhati-hati karena dalam tahun 2017 bisa saja target pemerintah yang menetapkan inflasi sebesar 4% bisa tidak tercapai. Kemungkinan berkurangnya transaksi akibat rencana kebijakan Trump untuk menutup keran impor. Oleh karena itu, kata dia, tidak tertutup kemungkinan Amerika tidak akan menerima impor dari negara ketiga kecuali mereka tidak bisa memproduksinya sendiri.
“Indonesia dapat menjadi sektor penting di masa depan lantaran Amerika tidak akan memperhatikan lagi Tiongkok di masa depan sementara market Asia sangat besar. Dengan demikian, investor Amerika akan memperhitungkan Indonesia sebagai daerah ideal sebagai tempat berinvestasi,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Ari Juliano Gema memperkenalkan Badan Ekonomi Kreatif (BERKAF) yang merupakan badan pemerintahan baru. Berbicara tentang tata kelola perusahaan harus mengacu kepada World Bank, sehingga definisi dan pemahaman yang dipakai juga bisa universal. Tata kelola perusahaan bisa diliat dari perpaduan peratuan perundang- undangan defektif dan taktisnya yang dilakukan oleh private ( perusahaan ) atas dasar sukarela yang berguna untuk pemangku kepentingannya seperti pemegang saham, masyarakat, individu, lingkungan dan sebagainya.
“Jadi definisinya seperti itu, jadi kalo kita ngomong tentang tata kelola perusahaan ya sekompleks itu,” terang Ari.
Dia mencontohkan di dalam badan ekonomi kreati terdapat Deputi Riset dan Edukasi Pengembangan, Deputi Akses Permodalan, Deputi Pemasaran, Deputi Infrastruktur, dan Deputi Fasilitasi Haki dan Regulasi yang dijabatnya saat ini dan satu lagi Deputi Hubungan antar wilayah. Masing-masing Deputi itu menangani isu yg sedang merebak di sekitarnya yang di hadapi oleh para pelaku ekonomi kreatif dan memberikan pemahamannya.
“Banyak orang bertanya kepada saya, ekonomi kreatif itu seperti apa,” cetus dia.
Ari melanjutkan, di dunia sendiri ada 6 definisi besar yang mempengaruhi ekonomi kreatif. Ia ingin menarik sebuah benang merah dari 6 definisi yang terdapat dan berlaku di seluruh dunia itu yaitu ekonomi kreatif ini adalah menciptakan nilai tambah dalam kekayaan intelektual yang bersumber dari kreatifnya masyarakat yang kreatif. Ari pun mengilustrasikan sebuah ekonomi kreatif secara mendasar. ‘Kalau kita misalnya suka pisang, saya jualan pisang agar orang suka makan pisang kemudian saya menjadi kaya raya karena jualan pisang, apa yang dilakukan tetangga saya dengan saya kaya raya gara gara jual pisang? Ya dengan otomatis dia iri dan apa yang sudah saya usahaakan pisang ini. Dan pasti ada niatan untuk ikut terjun di dalam dunia penjualan pisang goreng’.
“Apa yang terjadi kalau semua orang jualan pisang ? Pasar pisang bukan? Kalo semua orang berjualan pisang, apa yang bakal terjadi di pasar pisang tersebut? Ada yang banting harga dan sebagainya,” paparnya.
Selanjutnya, kata Ari pihaknya juga akan membuat panduan usaha, standarisasi usaha, bagaimana sih cara membuatnya ketika mau menembus pasar ekspor apa yang perlu dipersiapkan.
“Saya coba tanyakan ke teman-teman, misalkan punya merk baju yang low merk Indonesia ada gak informasi tentang bahannya dari apa, bagaimana pencuciannya, bagaimana cara menjemurnya, bagaimana cara menyetrikanya ada ga kaya gitu? Pasti tidak banyak merk lokal yang sperti itu. Semua yang kita lakukan itu adalah langkah untuk mencapai target ekonomi kreatif Indonesia 2019 nanti. Karena kami di beri tugas oleh pak Presiden untuk berkontribusi sebesar 12% untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tandasnya.
Dalam kesempatan acara yang tertib tersebut, diselingi dialog tanya jawab oleh peserta yang menghadiri sekitar 200 orang dari Jayabaya dan berbagai kampus lainnya. Diakhir acara yang dipandu MC Ketua UKM Hindu Jayabaya NLG Vivin Sania Dewi dan moderator Mustangin Amin, Fadli juga menyampaikan terima kasih banyak atas kehadiran perwakilan BEKRAF Ari Juliano serta Fakultas Ekonomi Jayabaya.