Jakarta – Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo mengumpulkan puluhan ulama dan tokoh lintas agama dua hari jelang aksi demonstrasi oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) MUI bertajuk 505, yang akan digelar pada 5 Mei mendatang.
Di depan para tokoh agama tersebut, Andry menekankan pentingnya persatuan bangsa dan sikap saling menghormati demi menciptakan situasi Jakarta yang damai dan kondusif.
“Pilkada DKI telah selesai meninggalkan berbagai dinamika. Masyarakat kita jadi terpecah hanya gara-gara berbeda pilihan politik. Kondisi demikian memprihatinkan,” jelasnya di Aula Mapolres Jakarta Timur, Rabu (3/5/2017) petang.
Andry bilang agar para ulama dan tokoh agama sudah saatnya menjadi penggerak untuk menciptakan kedamaian di masyarakat serta berusaha mendinginkan situasi.
“Fragmentasi pilihan harus disatukan masyarakat yang berbeda. Paling penting mari kita bersatu kembali membangun Jakarta yang aman dan damai,” ujarnya.
Kepada wartawan usai acara ia mengatakan, tujuan mengumpulkan para ulama dan tokoh agama “karena mereka punya massa dan pengaruh di masyarakat. Saya titip kepada mereka supaya warga jangan diajarin yang nggak-nggak.”
Andry menilai, aksi demonstrasi tersebut seharusnya tidak dilakukan karena tidak sesuai dengan kultur budaya Indonesia.
“Kalau ada masalah di budaya kita kan diselesaikan dengan musyawarah. Kita ikuti sistem dan mekanisme yang ada, kam proses hukumnya (Ahok) masih berjalan. Jangan setiap persoalan lalu mengundang massa. Ini bukan budaya kita. Jangan sedikit-sedikit demo turun ke jalan,” imbuhnya.
Dwi Prajaya selaku Ketua Forum Kemitraan Religi Kamtibnas Polres Jaktim menambahkan, sikap saling menghormati antar pemeluk agama serta masyarakat yang memiliki perbedaan pandangan politik akan mampu menciptakan kondusifitas dan ketrentaman.
“Kita sebagai tokoh masyarakat di Jaktim ke depan ingin masyarakat hidup rukun kembali. Kita bangun bersama Jakarta lebih aman dan damai,” ujarnya.