Jakarta – Rencana apel akbar Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi yang bakal digelar di Tugu Proklamasi pada Minggu (22/9/2024), terus menuai sorotan publik.
Direktur Institut Studi Inovatif Generasi & Humanitas Terpadu (INSIGHT), Dede Rosyadi, menilai, bahwa gerakan ini bukan sekadar dukungan terhadap Presiden Jokowi, melainkan upaya untuk memecah belah masyarakat dan merusak citra sang presiden Republik Indonesia.
“Isu Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi tampaknya lebih mengarah pada adu domba, dan sengaja diciptakan untuk memperkeruh suasana politik. Apalagi, sosok Koordinator Sukodigdo Wardoyo tampaknya fiktif dan tidak dikenal publik,’ ujar Deros sapaan akrab Dede Rosyadi kepada wartawan, Sabtu (6/9/2024).
Lebih jauh Deros menegaskan, nama Sukodigdo Wardoyo belum pernah terdengar sebelumnya di kancah politik maupun sosial. Hal ini menimbulkan kecurigaan, bahwa tokoh ini hanyalah rekaan semata.
“Jika Sukodigdo adalah sosok nyata, mengapa tak ada kejelasan soal keberadaannya? Ini justru memperkuat dugaan bahwa gerakan ini dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi yang tidak kondusif,” tuturnya.
Menurutnya, ada indikasi kuat bahwa narasi yang dibawa oleh Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi tidak lain adalah sebuah skenario politik yang bertujuan untuk menciptakan ketegangan dan mengadu domba masyarakat.
Informasi absurd mengenai figur sentral gerakan ini menambah kecurigaan, bahwa gerakan ini hanyalah strategi untuk memancing reaksi negatif terhadap Presiden Joko Widodo
Deros menyimpulkan, bahwa masyarakat perlu waspada terhadap gerakan-gerakan seperti ini, yang berpotensi memperkeruh suasana politik dan merusak keharmonisan nasional.
“Kita harus lebih kritis dalam menanggapi isu-isu yang mungkin saja dibuat-buat untuk tujuan tertentu,” tutup Deros.