Oleh : Lukman Hakim
Saat ini, kita sedang menghadapi ancaman yang serius terhadap kebangsaan dan kekuatan bangsa kita. Salah satu ancaman tersebut adalah adanya upaya menghancurkan tatanan keluarga dan menghilangkan peran ibu dan orang dalam urusan rumah tangga. Dengan dalih modernisasi dan budaya praktis-pragmatis
Tatanan keluarga yang kuat dan nilai-nilai kebangsaan yang positif adalah fondasi yang sangat penting bagi kekuatan bangsa kita. Oleh karena itu, kita harus memperkuat tatanan keluarga dan nilai-nilai kebangsaan kita.
Pemerintah telah meluncurkan program makan siang gratis untuk siswa sekolah dasar. Program ini merupakan bentuk pembangunan manusia dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak. Namun, program ini juga harus diintegrssikan dengan nilai-nilai Pancasila untuk memperkuat keluarga di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara kita mengajarkan tentang pentingnya kekeluargaan, kegotong-royongan, dan keadilan sosial. Program makan siang gratis harus diarahkan untuk memperkuat nilai-nilai ini dalam keluarga. Oleh karena itu, program ini hars melibatkan kearifan lokal dan partisipasi keluarga murid.
Pertama, program makan siang gratis harus mempertimbangkan kearifan lokal dalam penyediaan makanan. Makanan yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak dan harus menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia. Dengan demikian, program ini dapat membantu meningkatkan kesehatan anak-anak dan juga membantu meningkatkan ekonomi lokal.
Kedua, untuk memperkuat tatanan keluarga adalah dengan melibatkan peran ibu-ibu dan orang tua dalam penyediaan makanan bergizi untuk anak-anak. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan nutrisi yang baik dan nilai-nilai yang positif.
Dengan memperkuat tatanan keluarga dan nilai-nilai kebangsaan, kita dapat membangun bangsa yang lebih kuat dan berketahanan. Mari kita bersama-sama memperkuat tatanan keluarga dan nilai-nilai kebangsaan kita, untuk membangun bangsa yang lebih baik dan lebih berjaya.
Jadi, program makan siang gratis harus melibatkan partisipasi keluarga murid. Keluarga murid harus dilibatkan dalam proses penyediaan makanan, seperti memilih menu, membeli bahan-bahan, dan memasak makanan. Dengan demikian, program ini dapat membantu meningkatkan kesadaran keluarga tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak-anak.
Ketiga, program makan siang gratis harus diintegrasikan dengan nilai-nilai Pancasila. Program ini harus mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kekeluargaan, kegotong-royongan, dan keadilan sosial. Dengan demikian, program ini dapat membantu meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesimpulan, program makan siang gratis harus diarahkan untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam keluarga. Program ini harus melibatkan kearifan lokal dan partisipasi keluarga murid. Dengan demikian, program ini dapat membantu meningkatkan kesehatan anak-anak, meningkatkan ekonomi lokal, dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam keluarga di Indonesia.
Pancasila hanya akan kuat jika dipastikan, bukan hanya omon-omon saja.***
Tangerang, 12 Februari 2024
*)Penulis adalah aktivis PRD, Ketum FNPBI yang juga pengurus Kedai Ide Pancasila dan Koperasi GOBER Indonesia