Jakarta – Pondok Pesantren Riyadus Sholihin di desa Cipayung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang sempat dinarasikan dirusak oleh polisi dalam penangkapan pelaku pembakaran kandang ayam. Kondisi pesantren tersebut dalam kondisi baik-baik saja.
Ketua Umum Rampai Nusantara menyayangkan beredarnya perusakan pondok pesantren tersebut hingga viral di masyarakat dan menimbulkan stigma negatif terhadap kepolisian yang sedang bertugas menangani kasus pembakaran kandang ayam oleh sejumlah oknum.
“Aparat penegak hukum termasuk kepolisian ini kan dalam bertugas memiliki aturan yang melekat, ada standar operasi jadi tidak mungkin keluar dari batas-batas aturan yang ada apalagi sampai melakukan perusakan itu yang ternyata diketahui hanya hoax,” jelas Semar.
Semar mengatakan pihak yang menyebar narasi pembakaran pesantren oleh aparat mungkin sengaja digulirkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kasus untuk mengaburkan fakta sebenarnya.
“Bisa jadi bagian dari upaya mengaburkan fakta yang sangat disayangkan karena bisa memicu kemarahan warga terhadap aparat yang bertugas dan bisa menimbulkan masalah baru, masyarakat menjadi resah akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.
Ia berharap masyarakat lebih teliti dan menyaring lagi setiap menerima informasi di era digital saat ini sehingga bisa menfilter berita apapun yang diterima.
“Semoga kedepan tidak terjadi lagi berita hoax seperti itu karena merugikan semua, dan kami apresiasi aparat kepolisian yang bekerja profesional dan tenang dalam melakukan penanganan pembakaran kandang ayam tersebut meski ada banyak berita hoax yang beredar dan merugikan institusi mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya beredar Tayangan video yang dinarasikan penangkapan pelaku pembakaran peternakan ayam yang disertai perusakan tempat tinggal santri (kobong) di ponpes riyadus sholihin Serang, Banten yang ternyata merupakan hoax.
