Sultra – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar acara Fokus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di kantor TVRI Sultra pada jumat 14/2 pagi.
Sejumlah tokoh agama dan akademisi juga turut hadir sebagai peserta dalam FGD tersebut.
Tema yang diangkat adalah Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI, dan pemateri dalam FGD ini yaitu tokoh nasional Ken Setiawan yang merupakan pendiri NII Crisis Center sekaligus penulis buku Tuhan Kita Sama.
Acara FGD ini bertujuan untuk memperkuat silai Pancasila di tengah ancaman pemahaman Khilafah yang dinilai berpotensi memecah belah kesatuan NKRI.
Ken Setiawan dalam paparannya meminta bahwa masyarakat harus kritis terhadap fenomena ancaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari disekitar kita, terutama terhadap fenomena aksi kelompok yang belakangan secara serentak mengkampanyekan penegakan Khilafah di Indonesia.
”Tantangan kita saat ini begitu nyata dan ada di depan mata, jadi kita harus benar benar mampu menjaga Pancasila terhadap ancaman Khilafah yang mencoba memaksakan diri untuk mendirikan sebuah sistim pemerintahan khilafah Islam di Indonesia. ini tentu sangat rawan dan akan memicu konflik dan perpecahan,” kata Ken kepada awak media.
Ken mengungkapkan bahwa tidak ada satupun ayat di alquran yang mewajibkan umat Islam untuk menegakkan Khilafah, mereka itu bukan agamawan, tapi mereka sejatinya adalah orang yang ingin berkuasa tapi menggunakan agama sebagai kedok untuk memuluskan ambisinya.
”Pengusung Khilafah sangat anti terhadap Pancasila, mereka selalu menggunakan propaganda propaganda dengan segala cara agar mereka menanamkan pahamnya di masyarakat.” cetusnya.
Salah satu cara agar masyarakat terbebas dan terhindar dari perekrutan paham Khilafah adalah dengan vaksin Pancasila, yaitu memahami sila pertama yang berbunyi bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, Tuhan di dunia itu hanya satu, Tuhan kita sejatinya sama, hanya berbeda menyebut dan beda cara ibadahnya.
Dalam menyikapi perbedaan juga sudah ada Bhinneka Tunggal Ika,walaupun beda agama, suku dan ras maka kembalikan kepada sila pertama maka tak usah di persoalkan sebab Tuhan kita sejatinya sama. kita di ciptakan berbeda beda dan berbangsa bangsa itu untuk saling mengenal dan saling melengkapi.
”Kalau kita mau hidup rukun aman dan damai maka contohlah pelangi yang tak bisa hanya satu warna, tapi berwarna warni berjejer dan berdampingan maka akan menjadi Indah, begitu juga kita jika sudah memahami arti toleransi, maka kita pun dapat hidup aman dan damai di masyarakat walaupun latar belakang agama berbeda beda.” tutup Ken.
MUI Sultra Gelar FGD Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI, Gandeng Ken Setiawan

