Tanggal 16-18 Desember 2021, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyelenggarakan Kongres untuk menganugerahkan penghargaan tertinggi PII Outstanding Lifetime Achievement Bidang Keinsinyuran kepada Ir. Soekarno, Ir. Djuanda dan Dr. Ing. BJ Habibie. Kongres yang menghadirkan para insinyur terkemuka di Indonesia ini dilakukan dengan prokes yang cukup baik.
Satu hal yang menjadi perhatian adalah adanya seorang profesor perwakilan kampus Untad Sulteng yang berfoto saat pelaksanaan kongres dengan mengacungkan jari yang biasa dikenal dengan salam satu jari / salam tauhid. Hal ini cukup disayangkan dan menuai kritikan baik di kalangan masyarakat dan akademisi. Beberapa pihak mempertanyakan apa maksud Ketua Persatuan Profesi Insinyur (PPI) Sulawesi Tengah Prof. Dr. Amar, ST. MT. yang merupakan Wakil Rektor Untad Bidang Pengembangan dan Kerjasama melakukan salam tauhid di acara kongres.
Belakangan ini, simbol mengangkat jari telunjuk ke atas, semarak dilakukan kelompok muslim tertentu. Tradisi mengacungkan jari telunjuk ke atas itu populer di kalangan masyarakat Muslim, bahkan menjadi simbol yang kerap dilakukan kelompok Muslim garis keras di Timur Tengah. Kita hampir tidak pernah melihat kiai-kiai pesantren salaf melakukan hal itu.
Menurut Ustaz Khairul Ghozali mantan teroris yang kini mengasuh pondok pesantren Al Hidayah membenarkan kalau gestur jari telunjuk itu lambang tauhid. Masih ingat dengan pelaku penyerangan terhadap personel kepolisian di Mapolda Sumut ? bernama Syawaluddin Pakpahan, warga Kota Medan yang berhasil dibekuk. Anehnya saat dibekuk dia masih memperlihatkan gestur tubuh mengacungkan jari telunjuk bermakna tauhid, padahal tangannya sudah diikat menggunakan tali pengikat kain.
Pelaku menggorok leher Sigalingging sekitar pukul 03.00 WIB, dikabarkan ketika ia tertidur di pos Yanma Polda Sumut. Kejadian ini berselang 3-4 jam menjelang Idul Fitri 1438 Hijriah, Minggu (25/6/2017).
Keterangan Ismail Yusanto, mantan Jubir HTI, salam tauhid menggunakan satu jari adalah hal yang baik. “Jari telunjuk adalah lambang tauhid, sebagai umat islam semestinya yakin dan percaya bahwa islam bersatu di bawah satu kekhilafaan,” ujar eks jubir HTI tersebut.
Hingga berita ini dirilis sampai saat ini belum ada penjelasan lebih lanjut dari Prof. Dr. Amar, ST. MT. yang merupakan Wakil Rektor Untad Bidang Pengembangan terkait apa makna salam tauhid yang dilakukannya dalam acara kongres di PII Bali.