Jakarta – Sekjend Forum Pemuda Peduli Kamtibmas Iwan Sutiawan menilai sudah saatnya pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk segera didatangkan ke Indonesia. Bila perlu dilakukan upaya paksa atau penangkapan terlebih pemeriksaan terkait kasus dugaan chat mesum dengan Firza Husein itu untuk membuat terang benderang suatu tindak pidana yang ikut membelitnya.
“Sebagai warga negara yang baik, Rizieq Shihab seharusnya memberikan contoh teladan dan panutan terhadap umat yang patuh hukum untuk memenuhi panggilan kepolisian,” tegas Iwan Sutiawan hari ini.
Lebih lanjut, Iwan mengaku keteladanan Rizieq kembali diuji untuk menghormati hukum di Indonesia. Kedatangannya itu justru bisa menepis prasangka buruk kepadanya terkait dugaan-dugaan miring atas kasus tersebut.
“Pemeriksaan kan tidak selalu berujung pada status tersangka. Justru dia bisa menepis opini negatif seolah-olah anggapan masyarakat jangan-jangan benar. Kalau tidak mau hadir disini, ya jemput paksa saja. Harusnya Rizieq kasihan dengan umat muslim yang justru jadi tameng buat dia. Sikap gentle yang paling dibutuhkan disini, kenapa juga menghindar,” tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, adanya wacana Rizieq yang akan membawa kasus tersebut ke Mahkamah Internasional adalah tindakan yang mubadzir alias sia-sia saja (out of context) karena mekanisme internasional didesain hanya untuk mengadili perkara-perkara spesifik dan dengan mekanisme khusus.
“International Court of Justice (ICJ) adalah peradilan perdata internasional. Tapi klaim kriminalisasi atas RS jelas bukan merupakan ranah kompetensi ICJ. Jadi gak nyambung, makanya mubadzir jika mau dilanjutkan. Mending hadapi saja, gunakan peradilan yang ada di Indonesia ada jalannya kok. Ini masih saksi belum tersangka,” ujarnya.
Lebih jauh, Iwan kembali menyarankan kepada Imam Besar FPI itu untuk segera pulang ke tanah air. Bukan tanpa alasan, jika tidak nantinya akan berpengaruh terhadap ketokohannya Habib sendiri.
“Sebagai warga negara yang baik harus menghormati penegak dan proses hukum. Rizieq adalah figur publik yang setiap langkahnya akan ditiru oleh pengikut-pengikutnya,” tandasnya.