JAKARTA – Aksi unjuk rasa kelompok massa dari Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) terjadi bentrokan dengan massa aksi dari Poros Baru Batavia Memanggil (PR BBM). Keduanya memang menggelar aksi unjuk rasa bersamaan. Dimana kelompok GNPR berorasi di dekat pos polisi Patung Kuda, sementara PR BBM berorasi di depan gedung Sapta Pesona.
Kedua kelompok aksi itu memiliki tuntutan yang sama. PR BBM menuntut agar harga BBM dibatalkan. Sekaligus mereka menolak pasal-pasal kontroversial yang ada RUU KUHP.
Sementara tuntutan massa aksi dari GNPR adalah ; menuntut harga BBM diturunkan, menuntut penurunan harga-harga dan menegakkan supremasi hukum.
Berdasarkan pantauan media di lokasi pada hari Senin (12/9) pukul 14.40 WIB, orasi keduanya sempat bergantian, dimana PR BBM berhenti sejenak saat massa GNPR melakukan pembacaan istighosah. Namun saat pembacaan istighosah itu selesai, PR BBM melanjutkan orasinya.
Sayangnya, di tengah orasi berlangsung, Ketua Aliansi Profesional Indonesia Bangkit (APIB) Jawa Barat Kolonel (Purn) Sugeng Waras meminta agar seluruh kepolisian membubarkan massa dari PR BBM karena merasa bukan bagian dari massa mereka, sehingga merasa orasi GNPR terganggu.
“Kita ke sini sudah beritahukan kepada polisi. Saya minta petugas Polisi dan pasukan kepolisian, apa yang terjadi di sana di luar jalur kita, maka mohon dihentikan,” kata Sugeng Waras di atas mobil komando GNPR.
Gegara ucapan Sugeng Waras itu, massa aksi berbaju ormas Bang Japar dan PEJABAT melakukan persekusi dan memaksa massa PR BBM bubar.
Tak lama dari aksi persekusi itu terjadi, terlihat satu orang massa dari PR BBM digelandang ke Sapta Pesona. Tampak luka-lula fisik terlihat di kepalanya.
Beruntung, satuan aparat Kepolisian dari Reskrimum Polda Metro Jaya mengamankan pria yang diduga masih berstatus Mahasiswa itu untuk menghindari amukan massa.
Selain itu, penampakan juga wartawan dari JPNN yang mencoba meliput peristiwa itu sempat dihalang-halangi massa, kedua belah pihak sempat terjadi gesekan.
Hingga berita ini diturunkan, aksi dari GNPR masih berlangsung. Dan seluruh kawasan Patung Kuda dikuasai oleh massa yang dikomando oleh FPI, GNPF dan PA 212 itu.