Jakarta – Teman, Guru, Kepala Sekolah SD, SMP, hingga SMA Presiden Joko Widodo (Jokowi) rame-rame menanggapi isu yang mencuat terkait ijazah palsu Jokowi dan meluruskan kabar tersebut.
Efek Bambang Tri yang menggugat ijazah Presiden Jokowi itu pun langsung dikeroyok rekan, guru, hingga Kepala Sekolah.
Martharini Cristiningsih selaku Kepala Sekolah SDN 111 Tirtoyoso Surakarta menyatakan bahwa pihaknya ingin menunjukkan ijazah bapak Joko Widodo yang lahir tanggal 21 Juni 1961, anak dari Noto Miharjo sesuai di dalam buku induk di Sekolahannya.
“Bapak Joko Widodo didalam buku induk kami tertera nomor 496 (empat ratus sembilan puluh enam) sesuai dengan nomor induk kami. Bapak Joko Widodo lulusan tahun Surakarta 31 Desember 1973, sesuai dengan di dalam buku induk kami, ijasah bapak Joko Widodo dengan nomor : 055722 sesuai dengan di buku induk kami, bapak Joko Widodo merupakan kebanggaan di SD Negeri Tirtoyoso, maka ijazahnya kami pajang di dalam ruangan seperti ini. Itu yang bisa saya sampaikan tentang masalah ijazah bapak Joko Widodo, terima kasih,” beber Martharini.
Selanjutnya Sunarsih selaku Rekan SD Bapak Joko Widodo) mengaku dulu pernah sekolah di SD Negeri Tirtoyoso 111 Surakarta, satu kelas berteman dengan bapak Joko Widodo, lulusan tahun 1973.
“Selama 6 tahun bersama Pak Joko Widodo, sekarang no induk saya 231, itu sudah benar-benar lulus bersama pak Joko Widodo,” bebernya.
Hal senada juga dilontarkan Drs. Salim Ahmad selaku Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Surakarta pertanggal 15 Agustus 2022 memastikan Joko Widodo ini masuk di SMPN 1 Surakarta itu masuk di tahun 1974 ada di kelas 1C dengan no urut 22.
“Ini ada nama Joko Widodo dengan nomor induk 1098, beliau sekolah di SMP negeri 1 Surakarta tahun 1974 sampai dengan tahun 1976, beliau lulus tahun 1976 kemudian ijazah di keluarkan di Surakarta tanggal 30 November, sehingga dengan demikian juga nomor induknya sama, klop dengan apa yang ada di catatan sekolah yaitu 108, nah terkait kebenaran ijazah atau keaslian ijazah saya sebagai kepala sekolah, menyakini bahwa bapak Joko Widodo benar-benar siswa kami dan lulus tahun 1974,” katanya.
Berikutnya Utomo Putro selaku rekan SMP Bapak Joko Widodo, Ketua Alumni SMPN 1 Surakarta Angkatan 1976 menyatakan pada tahun 1974 sampai 1976, ia sekolah di SMPN 1 Surakarta dan pada saat itu menjadi wakil ketua OSIS, saat ingin saya menjabat sebagai ketua ikatan alumni SMP Negeri 1 Surakarta 1976.
“Dengan sebenar-benarnya menyatakan bahwa Jokowi adalah alumni SMP Negeri 1 Surakarta tahun 1976, saya sangat yakin ijazah pak Jokowi sama seperti dengan ijazah saya,” tambahnya.
Kus Sudiarso yang merupakan teman sekelas Jokowi waktu di SMP Negeri 1 Surakarta dari kelas satu sampai dengan kelas tiga. Pada waktu itu pak Jokowi fisiknya kecil sehingga tempat duduk beliau itu agak di depanbpaling tidak baris ke tiga.
“Kebiasaan beliau berhubung anaknya pendiam, jadi temannya gak banyak, hanya saya dan teman-teman sebagian dan beliau juga teman sepermainan saya,” jelasnya.
Edy Kuncoro lulusan angkatan 76 di SMP Negeri 1 Surakarta, yang tinggal di makam haji Subarjo mengaku seangkatan dengan Jokowi satu kelas, 1C sampai dengan 3C.
Selanjutnya ada Bambang Prasetyo yang merupakan lulusan SD Negeri Tirtoyoso 111 tahun 1973 dengan nomor induk 272 menegaskan bahwa dirinya seangkatan dengan Jokowi yang waktu itu seangkatan dengannya.
“Saya lulus tahun sama-sama tahun 1973,” ujarnya.
Sementara itu, Mahmud Nurwindu, yang tinggal di kota Semarang, domisili di kota Semarang mengatakan bahwa :
“Saya, pekerjaan sehari-hari sebagai dewan komisaris PT. Pupuk Kujang Cikampek juga wiraswasta. Saya pernah sekolah di SMA Negeri 6 Solo atau SMPP 40. Lulus tahun 1980 sesuai dengan ijazah yang dikeluarkan di bulan April 1980. Dan saya menyatakan betul bahwa Bapak Joko Widodo pernah dan sama-sama satu sekolah dengan saya dan satu kelas dengan saya. Itu pernyataan yang saya buat sejujurnya dan apa adanya,” paparnya.
Drs. Munarso yang merupakan Kepala Sekolah SMA 6 Surakarta tahun 2022 menjelaskan bahwa berdasarkan dokumen yang ada pada mereka bahwa atas nama Joko Widodo yang lahir 21 Juni 1961 di Surakarta adalah lulusan SMA Negeri 6 Surakarta, dengan nomor induk 60229.
“Surat tanda tamat belajar beliau dikeluarkan oleh kepala Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan Kotamadya Surakarta pada tanggal 30 April 1980 oleh kepala sekolah Bapak Drs. Suwidjo. Adapun Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan atau SMPP adalah cikal bakal SMA Negeri 6 Surakarta,” sebutnya.
Joko Wahyudi lulusan SMPP tahun 1980 yang sekarang bernama SMA Negeri 6 Surakarta. Nomor ijazah 008106 dengan nomor induk saya 60081. “Saya satu kelas dengan Joko Widodo di kelas 3 IPA 2,” tuturnya.
Munarso selaku Kepala SMA Negeri 6 Surakarta mulai Januari 2022. Dia menjelaskan terkait dengan fotokopi ijazah milik Joko Widodo yang lahir pada 21 Juni 1961 daei orang tua nama Notomiharjo.
“Beliau siswa dari SMPP yang menjadi cikal bakal SMA Negeri 6 Surakarta dengan nomor induk 60229,tertera sama dengan nama dan nomor di buku induk sekolah 60229. Kemudian beliau lulus pada tanggal 30 April 1980 dengan nomor ijazah 008112 ini pun sama dengan yang tertera di buku induk, 008112,” sambungnya.
Sigit Haryanto yang kini tinggal di Solo, sehari-hari berprofesi sebagai lawyer atau pengacara di Solo juga mengaku alumni SMA Negeri 6 Surakarta yang pertama kali tahun 1979/1980 dan teman sekolah dari Jokowi seangkatan.
“Satu kelas sama Bapak Joko Widodo yang pada tahun 1977 pada waktu itu istilahnya Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan Nomor 40 dan itu merupakan SMA Negeri 6 Solo sampai saat ini,” paparnya.
Kuncoro mengaku lulus SMA 6 Tahun 1980, seangkatan dengan Jokowi. “Saya jurusan IPS, beliau Pak Jokowi IPA 2. STTB ditandatangani oleh Bapak Drs. Sukidjo. SMA 6 beralamat di Mbibis Cengklik Jalan Mr. Sartono 30 Surakarta,” ucapnya.
Soeharto tinggal di jalan mawar no. 20 Kalitan, Surakarta mengaku sebagai guru SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 1966-2005.
“2005 saya pensiun. Salah satu siswa atau murid SMP Negeri 1 Surakarta yang bernama Joko Widodo yang lulus tahun 1976. Yang sekarang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, dan beliau juga masih komunikasi dengan teman-teman alumni dan bapak/ibu guru,” pungkasnya.