Semarang – Antonius Benny Susetyo melakukan pertemuan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah dalam rangka sosialisasi demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila, hari Minggu (23/07/2023).
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menyatakan media harus menjadi agen pemutus hoaks dan berita bohong.
“Media harus berani mengabarkan hal kebenaran. Jangan hanya ikut tren, tetapi harus memberitakan hal-hal yang mengedukasi masyarakat,” ujarnya.
Benny, sapaan akrabnya, menyorot kepada tahun politik yang akan datang, dan peran media.
“Masyarakat harus dibimbing untuk menjadi pemilih yang obyektif. Jangan karena sisi emosional, seperti kesamaan suku, agama, budaya. Bimbing masyarakat dengan edukasi mengenai track record, gagasan, usulan, serta visi misi dr calon-calon,” jelasnya.
Terkhusus untuk generasi milenial dan generasi z, dia menyampaikan bagaimana harapan mereka dalam menyambut pesta demokrasi.
“Suguhkan mereka konten dan data yang menyangkut proyeksi masa depan kehidupan mereka, disesuaikan dengan visi misi dari para calon, biar mereka obyektif memilih dan mengenal calon-calon ini, bukan termakan janji-janji palsu,” tegasnya.
Pakar komunikasi politik itu juga menyoroti penggunaan media sosial yang massif di kalangan masyarakat.
“Penggunaan media sosial juga harus bijak. Masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Sebelum menyebar berita, cari tahu dulu kebenarannya. Jadi kritis, bangun literasi digital. Smart-lah menggunakan media,” serunya kemudian.
Perihal pendidikan Pancasila, Benny menyampaikan bahwa hal itu penting di kalangan muda.
“Harusnya, Pancasila diajarkan, bukan dengan hafalan, bukan lagi disuruh hafal butir-butir itu, tetapi langsung mengalami dan menjalani butir-butir itu dalam kehidupan sehari-hari. Itulah pendidikan Pancasila yang sekarang akan dilakukan. Anak muda jadi benar menjadi living dan working ideology,” imbuhnya.
Dengan pendidikan Pancasila kepada semua masyarakat, demokrasi Pancasila bisa dilakukan secara menyeluruh.
“Konten yang mendidik dan menginfokan kebenaran, serta pendidikan Pancasila kepada anak-anak muda, akan membuat masyarakat menjalani demokrasi Pancasila.”
Dia pun menutup dengan sebuah seruan.
“Media harus menjadi agen, memberikan jalan aktualisasi demokrasi Pancasila oleh elit politik dan masyarakat. Jadilah media yang memberikan lentera kebenaran, bukan sekedar memberi berita untuk hiburan saja,” tutupnya.