Jakarta – Dalam negara demokrasi tentu kebebasan berpendapat dilindungi oleh Undang-undang, namun demikian seringkali hal ini menjadi kebablasan seperti yang disampaikan atau dikatakan Rocky Gerung kalo Presiden Jokowo “Bajingan Yang Tolol” ini sudah keterlaluan dan tidak bisa dibiarkan.
Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah menanggapi hal ini dengan sangat mengutuk dengan keras ucapan rocky gerung ini yang sangat tidak pantas dan keterlaluan sekali karena sudah menghina seorang Presiden dengan kata-kata yang sangat tidak pantas.
“ini sangat keterlaluan dan tidak bisa dibiarkan,untuk kali ini kami sebagai anak bangsa dan bagian dari masyarakat tidak akan berdiam diri,kami akan bersikap dengan tegas karena apa yang dikatakan rocky gerung mengandung unsur hinaan dan ujaran kebencian terhadap Kepala Negara yang selama ini sangat dicintai rakyatnya.” ujar Mardiansyah yang juga aktivis 98 saat ditemui dikantor pusat RN senin siang (31/07/23).
Sudah berkali-kali Rocky Gerung menghina dan berkata kasar terhadap Presiden Jokowi yang sebenarnya kita juga tidak tahu kenapa sebegitu bencinya dia kepada Jokowi,kalau karena dalam kontestasi pilpres tidak sesuai dengan kepentingannya karena berkali-kali jagonya kalah dan ini membuat dia membenci sekali Jokowi rasanya tidak fair kalo dia bisa seenaknya dan ini harus disikapi dengan sangat tegas apalagi dirinya mengklaim sebagai akademisi atau pengajar yang sudah seharusnya memberi contoh dan adab yang baik.
“Dia harus minta maaf kepada Presiden Jokowi secara terbuka dan juga kepada masyarakat Indonesia karena telah menghina Presiden yang sangat dicintai,jika dalam waktu dekat tidak ada permohonan maaf maka Rampai Nusantara berencana akan melaporkannya kepada penegak hukum. ngakunya akademisi tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat kotor seperti tidak ada otak dalam dirinya.” tegas Mardiansyah.
“Rocky Gerung jangan terlalu percaya diri karena selama ini tidak pernah bisa terjerat secara hukum atau dia merasa semua orang dapat dibodohinya karena bagi kita semua dia bukan siapa-siapa dan tidak ada kontribusinya secara nyata dirasakan yang bermanfaat untuk bangsa dan negara ini apalagi untuk masyarakat rakyat Indonesia, dia tidak lebih dari seorang mantan dosen yang sudah dipecat lalu stres sehingga bisanya mengacau saja.” pungkas Mardiansyah.