Jakarta – Konstelasi politik nasional, eskalasinya terus meningkat dan semakin menarik khususnya dalam kontestasi pemilihan presiden tahun 2024 yang akan datang. Sejak awal, poros yang terbangun menjadi tiga kubu yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dengan partai koalisinya masing-masing.
Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah sebagai bagian dari kelompok masyarakat juga ikut mencermati konstelasi politik nasional yang sangat dinamis ini. Mardiansyah menilai banyaknya peralihan dukungan yang sebelumnya berhadapan lalu menjadi menyatu atau sebaliknya itu merupakan sesuatu yang biasa saja dalam kontestasi politik kekuasaan dan seni mengelola kemungkinan. Itulah politik karena tidak ada kawan atau lawan sejati tapi yang ada hanya kepentingan.
“Dalam politik semua menjadi mungkin dan bisa saja terjadi, seperti adanya wacana Ganjar akan diduetkan dengan Anies yang sebelumnya dianggap tidak masuk hitungan tapi rasanya sangat mungkin bisa terwujud. Walaupun saya meyakini pendukung Anies itu sangat ideologis sekali. Jadi ketika Anies menyatu dengan Ganjar maka kemungkinan besar, tidak automatically semua suara pendukungnya Anies akan beralih ke Ganjar tapi cenderung mayoritas suara bisa saja akan diberikan ke Prabowo atau mereka Golput.” ujar Mardiansyah saat ditemui di Kantor Pusat Rampai Nusantara, Rabu malam (23/08/23).
Sebelumnya juga mencuat wacana Prabowo akan dipasangkan dengan Gibran, Walikota Solo lalu direspon oleh Puan Maharani yang membuka peluang juga kalo mungkin saja Gibran dapat diduetkan dengan Ganjar.
“Ini sangat menarik dan lagi-lagi dalam politik semua bisa saja terjadi, apalagi seperti yang kita tahu bahwa daftar pemilih tetap dalam pemilu 2024 didominasi kaum muda yang mencapai 60 persen lebih secara keseluruhan suara, dalam kata lain sosok Gibran yang dapat mengklaim sebagai refresentasi anak muda menjadi sesuatu yang strategis dan tentu wajar sekali diperebutkan.” ungkap Mardiansyah.
Ia juga meyakini selain itu secara kualitas dan kemampuan diri, Gibran akan mampu mengemban tugas itu, namun demikian itu semua masih harus menunggu keputusan MK terkait syarat usia dalam kontestasi Pilpres yang saat ini sedang berproses.
“Gibran itu jangan hanya dilihat sebagai anak Presiden Jokowi, tapi faktanya dia itu Walikota Solo yang selama ini terlihat bekerja keras untuk menunaikan semua tugasnya dan sebagai kepala daerah selalu berupaya melakuan perbaikan di Kota Solo yang juga dapat dirasakan. Secara individu dia terus belajar untuk membangun potensi dirinya yang secara kapabilitas sudah sangat baik. Sehingga sangat wajar jika Gibran menjadi tokoh muda yang sangat diperhitungkan bahkan diperebutkan untuk menjadi pemimpin nasional akan datang dan saya meyakini suara anak muda secara signifikan sangat mungkin akan mendukung Gibran jika nanti benar dapat ikutserta dalam kontestasi Pilpres di tahun 2024.” tegas Mardiansyah.
Rampai Nusantara berharap dapat dibuka seluas-luasnya ruang politik untuk anak-anak muda dan itu merupakan suatu keniscayaan yang kita semua harus bisa menerima dengan jiwa besar bahwa politik tidak bisa dibatasi tua muda. Karena membangun bangsa merupakan kewajiban bersama tanpa memandang usia dan selama memenuhi persyaratan, memiliki kemampuan dan integritas serta dipercaya oleh mayoritas Rakyat Indonesia untuk menjadi pemimpin nasional maka siapapun orangnya tanpa tebang pilih harus kita dukung dengan sepenuh hati.
“Ini bukan hanya soal gibran, siapapun anak muda yang memang dipercaya oleh rakyat secara mayoritas untuk menjadi pemimpin nasional maka kita pun harus mendukungnya tanpa terkecuali.” pungkas Mardiansyah.