Jakarta – Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU DKI Jakarta, H. Ahmad Yusuf, menggambarkan panorama politik menjelang Pilpres 2024 dengan tajam. Dalam pernyataan eksklusifnya, Yusuf memberikan sorotan terhadap visi misi calon presiden dan calon wakil presiden yang dianggapnya berpotensi membawa kemajuan bagi Indonesia.
Namun, kekhawatiran Yusuf muncul ketika ia mengamati sebagian calon presiden dan calon wakil presiden yang terkesan lebih memilih untuk menjatuhkan lawan daripada menonjolkan visi misi mereka sendiri. Menariknya capres yang elektabilitasnya lebih rendah malah justru yang lebih aktif menyerang capres yang elektabilitasnya lebih tinggi.
“Jadi rakyat bisa melihat ini sebenarnya ada niat apa di balik semua perkataan-perkataan yang bersifatnya menyulut dan memojokkan,” kata Yusuf, hari ini.
Pandangannya terhadap isu pemakzulan terhadap Presiden Jokowi pun tak kalah menarik. Yusuf menegaskan bahwa langkah tersebut tidaklah mudah seperti yang digambarkan oleh sebagian orang. Menurutnya, kondisi negara saat ini berada dalam keadaan baik, dan Presiden Jokowi telah memberikan kontribusi besar selama dua periode kepemimpinannya.
“Indonesia damai-damai aja kok, kalau ada yang kurang ya diperbaiki bareng-bareng. Orang Pak Jokowi sebentar lagi mau selesai ya sudahlah biar dia menyelesaikan tugasnya beri penghargaan kepada dia atas hak-hak dia yang telah sudah sekian lama,” ucapnya.
Pada akhirnya, Yusuf juga memberikan sorotan terhadap minimnya anggaran untuk seni dan budaya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan hanya 0,0002 persen dari total anggaran, ia berharap agar presiden terpilih nantinya dapat memberikan perhatian yang lebih besar dan meningkatkan alokasi anggaran yang proporsional untuk memajukan kebudayaan Indonesia.
“Jadi pertahanan budaya selalu dijadikan program tetapi faktanya dananya cuman 0,0002 persen,” pungkasnya.