banner 728x250

Polda Sumsel Gelar Pembinaan Personel, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Pembicara

  • Bagikan
banner 468x60

Sumsel – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar kegiatan pembinaan personel tentang pencegahan Radikalisme dan Intoleransi bagi Personel Polda Sumsel TA 2025.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 26 Februari 2025 di Auditorium Lantai 7 Gedung Presisi Polda Sumsel menghadirkan jajaran personel dari 17 Polres/ Polrestabes tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan membangun rasa (toleransi) saling menghargai sesama personel Polda Sumsel dan saat menjalankan tugas melayani masyarakat.

banner 336x280

Ken Setiawan selalu narasumber memaparkan bahwa saat ini aksi terorisme memang menurun, bahkan sejak tahun 2023 hingga saat ini Zero attack, namun disisi lain persoalan paham dan sikap intoleransi dan radikalisme atas nama agama justru meningkat.

Dalam paparan Ken juga menceritakan pengalaman dirinya selama bergabung dalam kelompol radikalisme yang dikarenana belajar agama dengan guru yang salah, termasuk menceritakan sejarah negara Islam Indonesia (NII) atau dikenal dalam sejarah bernama Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI TII) dari awal pemberontakan hingga terorisme.

Penyebaran paham intoleransi dan radikalisme menurut Ken seperti virus yang bisa menimpa siapa saja, tidak pandang status sosial, ekonomi, usia, pendidikan dan profesi, siapapun bisa terpapar, termasuk aparat negara juga bisa terpapar paham ini.

Banyak oknum aparat belajar agama dengan guru yang salah akhirnya tingkah lakunya berubah, sampai ada yang berpisah cerai dengan istrinya, mengundurkan diri dari polisi, bahkan ada anggota polisi yang akhirnya ditangkap Densus 88 karena terkait jaringan terorisme yaitu bang Sofyan Tsauri dan seorang Polwan Bripda Nesti Ode Samili.

Menurut Ken dalam Islam setiap orang punya tanggung jawab untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar yaitu kewajiban untuk mengajak kebaikan dan mencegah keburukan, namun didalam masyarakat bernegara itu diatur dan punya peran masing masing dan dinegara ini yang mendapatkan tugas khusus dari negara untuk bejihad dengan tangan dalam memberantas kemungkaran seperti penangkapan pelaku terorisme adalah aparat polisi, tugas masyarakat adalah melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan disekitarnya.

Ken menjelaskan tentang profesi polisi sangatlah mulia dengan resiko yang sangat besar, bahkan Polisi termasuk profesi pertama yang bisa membawa seseorang masuk surga jika manjadi Polisi yang jujur dan amanah.

“Polisi yang lurus jujur dan amanah insyaallah pertama kali masuk surga, tapi sebaliknya, polisi tidak amanah yang menyalahgunakan tugas dan wewenang justru akan lebih dahulu masuk neraka.” tambah ken.

Jadi Polisi itu nggak usah ikut ikutan ajaran yang aneh aneh, seperti bergabung dengan kelompok agama yang mudah menyalahkan, membi’ahkan dan mengkafirkan kelompok lain, cukup menjadi Polisi yang baik jujur dan amanah sesuai tugas pokok dan fungsi, dengan mengayomi dan melayani masyarakat serta memberikan rasa aman itu adalah tugas yang sangat mulia dan insyallah masuk surga paling awal diantara profesi lainya, sebab tanpa rasa aman dan nyaman, mustahil masyarakat akan dapat beraktifitas dengan normal.

Diakhir paparan, Ken memberikan ebook karya tulisnya yaitu Tuhan Kita Sama kepada seluruh peserta agar dapat di sebarkan di wilayahnya masing masing supaya masyarakat dapat hidup rukun aman dan damai walapun latar belakang agama berbeda beda.

Selain Ken Setiawan, Polda Sumsel juga menghadirkan Forum Koordinasi pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumsel Drs H, M Yamin, MSi dan Staf yang merupakan kepanjangan tangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan
Close