Jakarta – Pendakwah Gus Miftah mengaku bertanya dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal fenomena lagu bayar bayar bayar oleh Band Sukatani asal Purbalingga.
“Kemarin tanya sama Pak Kapolri. Pak Kapolri marah nggak? Itu ada orang nyanyi bayar-bayar polisi. Enggak, silahkan saja. Bayar-bayar polisi. Pak Kapolri nggak marah,” ungkap Gus Miftah, hari ini.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa polisi itu juga tidak anti kritik. Gus Miftah juga mengingatkan bahwa Polisi itu bukan musuh para pendemo, dan Polisi hanya menjalankan tugas untuk mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
“Tapi kemudian ketika demo, polisi itu bukan musuh kamu. Polisi jaga supaya tertib. Demo itu dilindungi undang-undang, boleh tapi menyampaikannya dengan cara yang baik. Bukan dengan cara yang arogan,” katanya.
Dia juga tidak sepakat jika lagu bayar-bayar polisi itu dilarang. Kalau ada larangan justru nanti yang diserang polisi.
“Kalau saya sebagai polisi, ya silahkan itu hak dan kita buktikan saja dengan kinerja terbaik. Apakah semua polisi bisa dibayar?,” ujarnya.
Kata Gus Miftah, buktinya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Kapolri, sempat turun drop 22 persen, tapi kinerjanya baik naik sampai approval rating 80 persen.
“Itu artinya apa? Kita butuh polisi dong. Coba bayangkan di Watas ini sebulan tanpa polisi. Maling tambah okeh, kecu tambah okeh. Begal tambah okeh. Makanya kemudian apa? Seharusnya yang kita kritik itu kebijakan buruknya bukan lembaga secara Keseluruhan. Kalau mau nyanyi bayar Polisi ya silahkan dan itu hak kamu ini negara demokrasi kok. Cuma harus ada etika,” pungkasnya.
