Jakarta – SD Muhammadiyah 4 Surabaya menghentikan penjualan Sari Roti produksi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk di koperasinya. Sekolah itu, tidak lagi menjual Sari Roti mulai Kamis pekan lalu, 8 Desember 2016. “Sudah diputuskan melalui rapat internal koperasi,” kata Badan Pemeriksa Koperasi yang juga Wakil Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4, M. Syaikhul Islami saat dihubungi Tempo, Kamis, 15 Desember 2016. Tidak hanya menyetop penjualan di kantin sekolah, Sari Roti juga tidak lagi digunakan sebagai hidangan dalam kegiatan sekolah. “Mulai kemarin kami tidak menggunakan Sari Roti hidangan rapat,” kata Syaikhul. Penghentian penjualan Sari Roti dilakukan karena pihak sekolah merasa tersinggung dengan klarifikasi yang dibuat PT Nippon Indosari Carpindo Tbk. Perusahaan menyampaikan klarifikasi untuk membantah kabar ada bagi-bagi Sari Roti gratis saat aksi damai 212 di Monas, Jakarta Pusat. Menurut Syaikhul, pernyataan PT Nippon Indosari Carpindo dalam klarifikasi bantahan itu seolah-olah aksi super damai 212 merupakan aksi yang bersifat politis. Padahal aksi itu, murni untuk membela Agama Islam dan murni untuk menegakkan keadilan. “Itu bukan aksi politis, kami sangat keberatan dengan pernyataan itu.” Sebelum menghentikan penjualan Sari Roti, Koperasi SD Muhammadiyah 4 mampu menjual 100 sampai 200 bungkus Sari Roti per hari. Sari Roti, kata Syaikhul, favorit roti guru maupun murid sekolah itu. “Akan kami ganti dengan produk roti lainnya.”