JAKARTA – Ketua Investigasi Lapangan Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Joshua Napitupulu menyindir penyidik Novel Baswedan yang sudah mulai mengeluarkan jurus mabuk.
Joshua menilai Novel sudah mulai pikun lupa dengan masa lalunya. Sebab, dia mempunyai hutang budi ke Presiden Jokowi lantaran kasus hukumnya di Bengkulu tidak dilanjutkan.
“Novel ini mulai pikun, dia justru yang punya hutang budi ke Pak Jokowi karena kasus yang di Bengkulu itu belum di lanjutkan,” tegas Joshua.
Dia melanjutkan pihaknya akan mendesak pihak Kejaksaan dan Pengadilan untuk segera menindaklanjuti perkara Novel di Bengkulu yang telah lama mangkrak di makan oleh waktu.
“Novel seperti pahlawan bertopeng yang mencoba mencari panggung diatas sandiwara pembangkangan pimpinan dan wadah pegawai KPK,” sebutnya.
Joshua memastikan KPK tidak akan lumpuh meskipun pimpunan KPK mengembalikan mandat pemberantasan korupsi KPK ke Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, masih tersisa dua pimpinan lainnya yakni Basaria Panjaitan dan Alexander Marwata.
“Dua pimpinan KPK masih bisa melanjutkan tongkat estafet memimpin KPK. Pegawai KPK juga masih ada yang tersisa jika mereka mogok kerja,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Joshua mengatakan bahwa sikap mereka kekanak-kanakan tidak dewasa yang dipertontonkan dari seorang pemimpin. Kata dia, di usia yang sudah 17 tahun seharusnya KPK juga semakin dewasa.
“Sekarang ini kan usia KPK sudah 17 tahun, seharusnya lebih dewasa. Saya pribadi sangat menyesalkan sikap Ketua KPK yang mundur. Itu tindakan yang tidak dewasa,” pungkasnya.