JAKARTA – Rapat Kerja Kapolri dan Kapolda se-Indonesia dengan Komisi III DPR RI yang di laksanakan tanggal 20 November 2019 baru-baru ini, di buat heboh dan mengejutkan publik.
Ternyata dengan adanya pernyataan negatif dari politisi Gerindra Romo Syafei yang masih menuding dengan membangun narasi yang seolah-olah Kapolda Sumut tidak melakukan netralitas dalam Pemilu, padahal proses Pemilukada dan Pilpres telah di jalankan dengan baik sesuai protap oleh Irjen Agus Andrianto.
Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) menilai tudingan Romo Syafei tidak berdasar dan tidak sesuai dengan semangat masyarakat yang sudah bersatu kembali paska Pilpres kemarin.
“Pilpres telah selesai dan partai Gerindra telah menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Akibat pendapat itu maka publik ramai mengecam Romo Syafei dengan mengatakan berhentilah untuk menyudutkan Kapolda Sumut,” ungkap Koordinator LAKSI Azmi Hidzaqi, hari ini.
Menurutnya, banyak saran dan masukan yang lebih penting ketimbang menggiring opini mengenai figur Kapolda Sumut. Publik sangat menyayangkan Romo Syafei tidak mengangkat isu soal daerah yang harus segera di benahi oleh Kapolda misalnya soal kejahatan narkoba, korupsi dana desa dan ilegal loging.
Dikatakan Azmi, Polda Sumut di bawah kepemimpinan Irjen Pol Agus Andrianto dalam melakukan penegakan hukum di Sumatera Utara sangat meyakinkan dan terbilang sangat positif. Masyarakat sangat percaya Polda Sumut dapat membangun citra polisi di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal kinerja anggota Kepolisian Sumut juga sangat jauh meningkat.
“Sepak terjang Kapolda Sumut patut di apresiasi dan tergolong cemerlang. Tidak di pungkiri bahwa saat ini penegakan hukum di Sumut sangat maju dan sesuai dengan harapan masyarakat, peningkatan keamanan dapat terjamin,” ungkap Azmi.
Lebih lanjut Azmi mengatakan bahwasanya apa yang disampaikan Romo Syafei dalam RDP yang disampaikan yang mengatasnamakan masyarakat Sumatera Utara kepada Komisi III DPR RI merupakan pendapat pribadi tidak mewakili aspirasi masyarakat Sumut. Pernyataan Romo Syafei sangat kental dengan nuansa subjektif ketimbang memberikan masukan kepada Kapolri.
“Jadi arahnya sudah jelas ya bahwa Romo Syafei hanya meminta Kapolri mengevaluasi Kapolda Sumut saja, tidak ada hal baru yang menarik untuk di perhatikan dari pernyataan Romo Syafei,” sindirnya.
Menurut, Azmi seharusnya Romo Syafei mengeluarkan pendapat dan memberikan laporan yang mengatasnamakan masyarakat Sumatera Utara. Seharusnya melakukan “chek and balance” ke akar rumput di Sumut sebelum berbicara, bahwasanya saat ini performance polisi dalam penegakan hukum di Sumut sudah lebih baik.
“Jadi apa pun bentuk tudingan yang di lontarkan terhadap Irjen Agus Andrianto soal netralitasnya dalam pemilu dan pilpres tidak berdasar dan tidak terbukti,” terang dia.
Disebutkan dia, semenjak Irjen Agus Andrianto diberi amanah memegang tampuk kepemimpinan di Polda Sumut sangat diterima sebagai polisi di tengah-tengah masyarakat Sumatera Utara.
“Itupun tidak hanya dalam bidang penegakan hukum, tetapi juga sebagai pengayom serta pelindung masyarakat,” pungkasnya.