Garut – Mahasiswa dinilai perlu mendapatkan pencerahan terkait isu dan narasi tentang radikalisme dan ujaran kebencian.
“Konteks penanganan radikalisme perlu diberikan kepada mahasiswa agar perilaku radikal tidak mengarah kepada hal-hal negatif dan kekerasan,” ungkap Ka. Kesbangpol Garut Drs. Wahyudijaya.
Hal itu mengemuka dalam Diskusi Publik bertema ”Menangkal Radikalisme dan Ujaran Kebencian”, yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPI Garut di Aula Kampus STKIP/Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut, Jl. Terusan Pahlawan No. 83, Kab. Garut, Jawa Barat, 29 November 2019.
Menurut Wahyudijaya, mahasiswa perlu diarahkan untuk berpikir inovasi, suatu hal yang membangun, dan positif, sebagai penerus bangsa. Sebab, kata dia, pembahasan isu ini sangat strategis, dan perlu dilakukan secara masif dengan memberikan pemahaman positif terkait radikalisme di Kabupaten Garut.
“Mahasiswa harus diarahkan dengan menumbuhkan inovasi dan berpikiran positif agar dijauhkan dari virus paham radikal,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Prodi dan juga Dosen IPI Garut Zoni Sulaiman mengatakan pemahaman tentang radikalisme dikhalayak aktivitis maupun mahasiswa, sudah menjadi diskursus dan nutrisi akal. Sehingga tidak membuat mereka bingung, akan tetapi dikalangan masyarakat awam, mereka sering menjustifikasi pada satu golongan saja yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.
“Radikalisme tidak dapat melihat kenyataan sebenarnya karena beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah, menganggap semua pihak yang berbeda pandangan adalah musuh yang harus disingkirkan,” terang dia.
Ditempat yang sama, Kasi Pendidikan Agama Islam, Kementrian Agama Kab. Garut H. Jatnika, membeberkan bahwa paham radikalisme selalu menciptakan sikap eklusivisme terhadap kelompoknya yang memiliki pemikiran serupa. Sehingga menimbulkan sikap antipati serta intoleransi terhadap kelompok masyarakat lainnya.
“Hal tersebut dalam perkembangannya memunculkan ujaran kebencian yang memandang pemahaman diluar kelompoknya salah,” ucapnya.
Makanya, masyarakat perlu diberikan pencerahan dari paham radikalisme, karena dapat memecah belah umat dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal senada juga dilontarkan Ketua Pelaksana Kegiatan/BEM IPI Garut Taufiq Rofi Nugraha bahwa narasi radikalisme yang sering muncul dan terdengar di ruang publik maupun media kerap kali difahami secara keliru. Padahal perilaku radikal tidak selalu berperilaku negatif.
“Hal tersebut jika orientasi dari perilaku yang radikal itu berada di jalur yang positif. Berfikir dan berperilaku radikal dalam konteks menjaga kekokohan NKRI sangat baik, namun jika radikal dalam orientasinya salah, maka hal tersebut tidak dibenarkan,” pungkasnya.
Acara dihadiri ratusan mahasiswa baik iru pengurus BEM IPI Garut, mahasiswa IPI Garut, perwakilan mahasiswa Uniga, perwakilan mahasiswa STIEBSNU, perwakilan mahasiswa STTG.