JAKARTA – Dalam beberapa bulan terakhir ini, ketersediaan daging sapi/kerbau di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta dan BODETABEK mengalami kelangkaan.
Ketua Kadin DKI Jakarta : Hj. Diana Dewi, SE dan Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi mengaku harga kulakan pedagang dari pemotong dan suplayer juga mengalami kenaikan sehingga membuat pedagang kesulitan dalam menyesuaikan harga penjualan ditengah-tengah situasi dan kondisi pandemi COVID-19 saat ini yang menekan tingkat daya beli masyarakat khususnya sektor rumah tangga dan pedagang kecil, yang merupakan konsumen/pelanggan terbesar pedagang pasar.
“Gejala siklus klasik ini selalu terjadi terutama menjelang dan di saat momen-momen hari-hari besar keagamaan, dimana tingkat konsumsi masyarakat akan daging sangat tinggi seperti menjelang Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru,” ungkap dia di Hotel Ambara, Jakarta Selatan, 3 Maret 2021.
Menurut dia, terlepas dari fenomena tersebut, isu kelangkaan daging sapi/kerbau dan isu instabilitas harga daging pada tahun-tahun kedepan nampaknya akan terus menjadi permasalahan dasar dibidang penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan pangan nasional khususnya daging sapi/kerbau.
“Hal ini dikarenakan permintaan daging sapi dari masyarakat yang terus meningkat pada tiap tahunnya sedangkan tingkat produksi daging nasional tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sementara impor daging dikuasai dan dikendalikan oleh beberapa perusahaan saja, sehingga distribusi dan harga dikendalikan oleh mereka,” jelasnya.
Saat ini, kata dia, Harga sapi hidup sudah mencapai Rp. 49.000 per Kg, artinya harga modal pokok Daging sebesar Rp. 115.000,- belum biaya ops dan lain-lain. harga jual eceran dipasar tradisional adalah Rp. 120.000,- sampai dengan Rp. 130.000,-. Keuntungan pedagang daging dipasar hanya rata-rata 5 % – 7 %. (DPP APPDI). Kebutuhan daging sapi/kerbau di DKI Jakarta selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2021 sebesar 12.258 Ton atau setara dengan kurang lebih 641.474 ekor sementara stock sapi Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO) sebanyak 112.659 Ekor. Masih ada kekurangan stock sebanyak 528.815 ekor sapi.
“Sebenarnya pada saat ini, ada stock Daging Sapi/Kerbau (beku) sebanyak 13.600 ton (GAPUSPINDO) namun masyarakat di Indonesia masih belum terbiasa dengan membeli atau mengkonsumsi daging beku dan dipasar-pasar tradisional masyarakat masih lebih suka atau cenderung membeli daging segar yang berasal dari sapi yang di potong tadi malam dan di jual pagi hari hingga siang,” paparnya.
Konon kabarnya bahwa pemerintah mau memberi izin impor sapi siap potong yang akan datangkan dari negara Meksiko dan Brazil, sudah jauh mana imporr sapi siap potong tersebut ?. bagaimana dengan upaya pemerintah menuju swasembada daging ?
“Workshop ini diadakan dangan tujuan sharing informasi dan mencari solusi jalan keluar untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait baik pemerintah, peternak sapi/kerbau, importir maupun pedagang daging dipasar-pasar tradisional,” tukasnya.