Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) baru-baru ini memosting meme Presiden Jokowi yang bernada satire.
Pada meme yang diunggah akun resminya @BEMUI_Official, BEM UI menjuluki Presiden Jokowi sebagai The King of Lip Service alias Raja Membual.
Hal ini pun disayangkan oleh Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto.
Dia mengatakan, langkah yang dilakukan BEM UI sangat tidak etis dan memprihatinkan.
“Di saat pemerintah sedang berkonsolidasi melawan pandemi covid-19, mahasiswa semestinya bisa memberikan masukan atau ikut berperan aktif kepada pemerintah dalam mengkonsolidasikan perlawanan pandemi Covid-19, bukan malah memberi kritik tanpa solusi,” kata Hari kepada Mata Indonesia, Senin (28/6/2021).
Dia pun menilai aksi BEM UI ini tak bergerak sendiri. Ada kemungkinan ditunggangi oleh pihak-pihak yang anti pemerintah.
“Kemungkinan besar ditunggangi sangat mungkin, tinggal diikuti saja siapa pengamat, elit politik yang membela meme BEM UI. Karena meme yang disampaikan sudah menyerang pribadi, bukan pada program-program yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat,” tuturnya.
Agar hal serupa tak terulang lagi ke depan, Hari pun menyarankan agar pemerintah dan pihak kampus membuka ruang komunikasi agar generasi mahasiswa bisa memberikan masukan serta saran dalam menjawab persoalan bangsa saat ini.
“Sebagai kelompok intelektual apalagi di kampus negeri, mahasiswa harus mampu bersinergi menjawab tantangan saat ini dengan memberikan solusi, apalagi pandemi Covid-19 menyerang dunia bukannya Indonesia. Persatuan Indonesia menjadi jawaban untuk menyelesaikan wabah pandemi covid-19,” jelasnya.
Sebelumnya, BEM UI membuat unggahan berisi meme tentang Jokowi: King of Lip Service berisi sindiran bernada kritik terhadap Presiden Jokowi yang ucapannya dinilai seringkali berbanding terbalik dengan realitas.
Menurut BEM UI, hal itu antara lain tampak pada soal kerinduannya didemo, keinginannya agar revisi UU ITE memenuhi rasa keadilan, hingga janji penguatan KPK.