PERNYATAAN SIKAP
MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME INDONESIA (MLKI) TERKAIT KEJADIAN PENENDANGAN SESAJI/SESAJEN DI SEMERU
1. MLKI sangat prihatin terhadap kejadian penendangan sesajen di Semeru, yang menciderai toleransi atas keberagaman keyakinan di Indonesia. Kami sebagai penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME sangat menyesalkan kejadian ini dan berharap agar masyarakat dapat lebih memahami makna sesaji/sesajen dalam tradisi masyarakat Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat.
2. MLKI sebagai wadah bagi penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME di Indonesia
perlu menjelaskan bahwa sebagian besar penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME menggunakan sesaji/sesajen dalam upacara/ritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan dalam kehidupannya di dunia.
Ritual dengan menggunakan sesaji/sesajen merupakan tradisi turun menurun dari para leluhur bangsa yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME maupun masyarakat adat di seluruh Indonesia. Menurut Koentjaraningrat (2002 : 349) sesaji merupakan salah satu sarana upacara yang tidak bisa ditinggalkan, dan disebut juga dengan sesajen yang mempunyai makna simbolik tertentu dan dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini dapat dilihat dalam upacara/ritual selamatan untuk FASE KEHIDUPAN manusia yaitu 7 bulan kehamilan, Kelahiran, Anak mulai belajar berjalan, remaja, menjelang perkawinan, perkawinan, hingga kematian. Selain itu juga ada upacara/ritual selamatan untuk PENGHIDUPAN manusia yaitu menanam padi, panen padi, membangun rumah, larung, bersih desa, ruwatan/tolak bala, dll.
Penghayat Kepercayaan meyakini bahwa kuasa Tuhan ada pada semua ciptaannya termasuk gunung, laut, sungai, tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kuasa Tuhan juga ada pada seluruh makhluk yang tak kasat mata yang tak dapat terlihat oleh manusia biasa. Sesaji/sesajen bagi penghayat Kepercayaan merupakan sarana komunikasi kepada Tuhan dan seluruh ciptaannya yang tak kasat mata, agar dapat memberikan perlindungan atas kehidupan manusia. Oleh karenanya bagi masyarakat penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME maupun masyarakat adat, upacara/ritual selamatan untuk FASE KEHIDUPAN maupun PENGHIDUPAN dengan sesaji/sesajen
masih dilakukan agar manusia selalu dalam lindungan dan tuntunan Tuhan serta dihindarkan dari hal-hal negatif di luar kuasa manusia.
3. MLKI menghimbau agar para penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME tetap berhati dingin dalam menyikapi kejadian ini serta memohonkan kepada Tuhan agar berkenan membuka hati dan kesadaran pelaku penendangan sesaji/sesajen di semeru maupun masyarakat yang belum memahami makna sesaji/sesajen agar dapat memahami dan menghormati nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur bangsanya sendiri.
Kepada para tokoh masyarakat, tokoh agama/kepercayaan, pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, mari kita kenali nilai-nilai luhur adat dan tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa Indonesia dan saling menghormati keberagaman suku, agama/kepercayaan, ras dan golongan sesuai semboyan bangsa Bhineka Tunggal
Ika. Dimana kaki berpijak, disitu langit dijunjung. Maka selama kita hidup di bumi Indonesia, maka kita harus menghormati budaya dan tradisinya.
Semoga bangsa Indonesia semakin damai, menyatu rasa Keindonesiaannya dan bersatu dalam bingkai NKRI, dalam membangun Indonesia yang maju dan menjadi mercusuar dunia. Rahayu Rahayu Rahayu