Jakarta – Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) mendesak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan untuk segera menangkap provokator dan aktor intelektual buruh yang melakukan aksi May Day membakar puluhan karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat itu di depan Kantor Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Diduga buruh tersebut dari Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI).
“Kami mendesak Kapolda Metro untuk segera menangkap aktor dan provokator buruh yang membakar karangan bunga didepan Balaikota DKI. Jika tidak ditangkap dalam waktu 1 x 24 jam, kami akan menggelar aksi besar-besaran untuk merespons hal ini,” tegas Ketua Presidium Kamerad Haris Pertama hari ini.
Lebih lanjut, Haris pun mendesak kepada pentolan buruh Said Iqbal selaku Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk bertanggung jawab atas insiden pembakaran karangan tersebut. Sebab, Haris menilai insiden pembakaran karangan bunga ini telah memicu polemik kembali berkepanjangan. Padahal suhu politik sudah mulai reda kini buruh kembali memancing suasana menjadi keruh kembali.
“Said Iqbal harus mempertanggung jawabkan insiden pembakaran ini. Sama saja mereka telah memperkeruh suasana pendukung Basuki Djarot kembali keruh kembali. Buruh telah diracuni oleh kepentingan politik,” tutur dia.
Haris menyesalkan tindakan buruh yang justru telah menciptakan suasana kembali memanas. Dia tidak habis pikir padahal tidak ada hubungannya antara karangan bunga dengan isu perburuhan. “Ini aneh kelakuan buruh, apa hubungannya dengan karangan bunga hingga pernah mengultimatum selama 3 hari untuk segera membersihkannya. Jangan-jangan ada kaitannya dengan kepentingan politik yang sakit hati,” ucap dia.
Lebih jauh, Haris menambahkan bahwa bunga-bunga yang ada di Balai Kota tersebut adalah bunga tanda terima kasih dan apresiasi terhadap kinerja Ahok Djarot dalam membangun Jakarta. Ribuan karangan bunga berhasil menjadi pemanis ibu kota selama beberapa hari terakhir. Jumlahnya pun sangat fantastis, ribuan. Dan masih terus berdatangan.
“Tindakan ini memang luar biasa biadabnya, dan sengaja ciptakan kegaduhan dan berpotensi membuat kerusuhan. Otoriter sekali kelakuan mereka, belum berkuasa sudah main hakim sendiri yang mencoba diterapkan secara terstruktur, sistematis dan massif. Polisi harus segera bertindak ciduk orang yang biadab seperti ini karena sudah memenuhi unsur pidananya, provokatif dan hate speech alias ujaran kebencian,” tandasnya.
Untuk diketahui, Koalisi Buruh Jakarta yang terdiri dari 13 Organisasi Buruh mendeklarasikan dukungannya bagi Anies-Sandi, di kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta, Sabtu, 01/04/17.
Acara tersebut disambut dengan antusias buruh dengan sebelumnya dengan komitmen Anies-Sandi menolak upah murah yang selama ini diatur dalam PP 78/2015 dan akan menetapkan upah layak bagi buruh Jakarta dengan menetapkan UMP Jakarta lebih tinggi.
Tampak Hadir Ketua Ketua Umum FSP LEM SPSI Arif Minardi, Sekjen FSP LEM SPSI Idrus dan Ketua DPD FSP LEM SPSI DKI Jakarta Yulianto sebagai bentuk dukungan untuk Anies-Sandi.
Acara deklarasi ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sementara Organisasi buruh yang mendeklarasikan dukungan yaitu FSP LEM SPSI DKI Jakarta, FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) DKI Jakarta, ASPEK Indonesia Provinsi DKI Jakarta, SPN DKI Jakarta, FSP KEP KSPI, Forum Guru Tenaga Honorer dan Swasta, FSP FARKES Reformasi DKI Jakarta, SP PPMI KSPI, FSP Pariwisata Reformasi, FSPASI, FSUI, SPOI.