JAKARTA – Aksi Jumat Keramat kembali digelar massa Satgas Pemburu Koruptor Formula E di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2022).
Dalam aksinya, sejumlah aktivis pun menyindir lewat aksi parodi teatrikal memperagakan koruptor Formula E saat mendatangi Gedung KPK. Mereka menyambutnya dengan gembira dan mengalungkan bunga selamat datang ke leher para koruptor.
“Menjadi momentum tepat bagi KPK untuk menuntaskan kasus Formula E ini sebelum Anies lengser sebagai Gubernur DKI. Dan kami menyakini mereka-mereka yang terlibat akan berjaket orange pada waktunya,” tegas Koordinator Aksi Daud.
Menurut dia, publik sudah ketahui bahwasanya ajang balap mobil listrik atau dikenal Formula E yang digelar di Ancol, Jakarta Utara diselimuti penuh masalah sejak dari awal hingga dilaporkan ada dugaan korupsi ke KPK.
“Komitmen kami akan terus kawal korupsi Formula E ini hingga tuntas. Menjadi harga mati bagi KPK agar tangkap dan penjarakan pihak-pihak yang ikut menikmati duit panas Formula E,” sambungnya.
Oleh karenanya, kata dia, sudah saatnya penyidik lembaga antirasuah memanggil dan memeriksa Anies Baswedan, Bank DKI, Jakpro dan FEO Formula E.
“Yang ditunggu-tunggu publik adalah kapan KPK panggil Anies Baswedan, Bank DKI, Jakpro dan FEO,” ucapnya.
Para aktivis itu juga mengingatkan bahwa adanya kesimpulan BPK tentang kelayakan penyelenggaraan Formula E justru tidak boleh menjadi penghalang bagi KPK untuk menyelesaikan masalah pendanaannya sampai tuntas.
“Nah untuk sisa pembayaran fee senilai Rp. 90,7 Miliyar harus menjadi atensi untuk menuntaskan penyalahgunaan wewenang,” sebutnya.
Pihaknya menyakini bahwa KPK sudah mengetahui ada beberapa pihak yang akan terlibat jika merujuk Pergub No. 83 Tahun 2019.
“Lingkaran setan ini nantinya akan terbuka, dan kami yakin KPK sudah mengantongi nama-nama yang terlibat pada kasus Formula E ini,” tuturnya lagi.
Dia juga berpesan agar BPKP bisa bekerja obyektif dan netral tidak terpengaruh adanya intervensi dari pihak manapun, bekerja untuk rakyat dan bekerja secara transparan tidak ada yang ditutup-tutupi dalam melakukan serta menyampaikan hasil audit secara update ke publik.
“KPK harus peka jika ada oknum yang sengaja main mata untuk menutup-tutupi potensi kerugian negara tersebut,” pungkasnya.
Selain di Gedung Merah Putih KPK, para pendemo juga menggelar demo di BPK Provinsi DKI dan Bank DKI.