Jakarta – Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) siap mengawal bersama semua elemen baik pemuda, mahasiswa dan masyarakat dari gangguan kelompok yang ingin menyerukan jihad, berperang dan berusaha mengganggu keamanan dan kamtibmas di Indonesia.
Ketua Presidium Kamerad Haris Pertama siap menjadi bumper aparat Kepolisian demi menjaga situasi keamanan dalam negeri dari massa yang ingin menggulingkan pemerintahan Jokowi.
“Kami akan siap mengawal pemerintahan Jokowi dari para pengganggu apalagi ada yang ingin menantang tumbangkan Jokowi,” kata Haris hari ini.
Lebih lanjut, Haris menyesalkan jika ada ormas yang mengaku Islam tapi kerap membuat resah masyarakat lainnya. Islam adalah agama yang damai dan agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.
“Sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan, janganlah membuat gaduh suasana,” katanya.
Dia juga meminta agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak ragu untuk menindak tegas kepada kelompok yang merasa paling benar dan kerap melakukan intervensi melalui massa untuk mencapai tujuannya.
“Seperti kejadian saat ini, mereka berusaha mengintervensi Komnas ham dengan tekanan massa. Harusnya Komnas Ham bersikap netral, profesional agar independensi lembaga bisa terjaga. Komisioner Komnas Ham jangan terpengaruh dengan tekanan massa, jangan pula ikut mencampuri urusan internal penegakan hukum,” beber Haris.
Selain itu, Haris berpesan agar Tito tidak takut pada tekanan massa mereka. Pihaknya memastikan Polri akan bersikap profesional dalam menangani perkara kasus dugaan chat mesum Firza Husein yang ikut menyeret pentolan FPI Rizieq Shihab.
“Sebagai ulama, Rizieq juga harusnya memberi contoh baik menghormati proses hukum. Harusnya dia gentle, apalagi membawa nama ulama,” ucapnya.
Masih kata Haris, jika Rizieq pulang dan memenuhi panggilan polisi, akan terbuka dengan sendirinya apakah tudingan yang disangkakan kepadanya benar atau tidak. Hal itu juga tidak akan membingungkan umat yang selama ini menjadikan Rizieq sebagai panutan.
“Sikap Rizieq justru bisa merugikan dirinya sendiri dan umat muslim di Indonesia,” tandasnya.