Bantul – Ratusan mahasiswa dan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) bersama Banser menggelar aksi bertajuk “Aksi Budaya Nusantara Waspada” (ABUNAWAS) di depan Gedung Rektorat Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Jl. Parangtritis, Kecamatan Sewon, Kab Bantul Jawa Tengah, Senin (22/5).
Mereka menyatakan dengan keras menolak keberadaan HTI di Indonesia dan masuk ke tempat-tempat pendidikan (kampus). Acara diawali dengan upacara Pengibaran Bendera Merah Putih yang diikuti peserta aksi.
Alumni ISI Sumarwan mengatakan bahwa acara ini adalah kesepakatan bersama sebagai bentuk cinta kepada tanah air indonesia dan sepakat cinta kepada Islam tapi sepakat tolak HTI.
Selain diisi orasi-orasi, juga terpampang spanduk dan poster bertuliskan “Bubarkan HTI, Keluarga Besar ISI dan Hapus HTI”
Mantan Senat ISI Yoyok Suryo menegaskan bahwa aksi ini sebagai wujud kekecewaan mahasiswa ISI terhadap rektor karena tidak menindaklanjuti tuntutan mahasiswa yang disampaikan pada aksi tolak Islam tahun 2016 yaitu memecat mahasiswa dan dosen ISI yang terlibat HTI.
“Alasan penolakan dan pembubaran HTI karena pergerakan HTI sudah mengkhawatirkan dan HTI anti Pancasila serta anti keberagaman,” ujar Yoyok.
Selain itu, lanjut dia, bahwa bangsa Indonesia didirikan oleh tokoh dari umat yang beragam dan sudah sepakat Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. “Kami mendukung Menkopolkam membubarkan HTI di Indonesia khususnya di ISI dan menuntut negara untuk menyatakan HTI sebagai organisasi terlarang,” sebutnya.
Ditempat yang sama Aktivis 98/Gerak Pancasila Koshendarto menyebutkan bahwa ada 24 negara yang telah menolak Hizbut Tahrir kalau Indonesia mengijinkan maka suatu kemunduran karena tidak ada satu negara yang dibangun dengan faham khilafah. Kata dia, Dosen ISI aktivis HTI mengadakan pengajian yang telah mencekoki dengan faham khilafah sehingga apabila ada dosen yang tidak setia dengan Pancasila harus mengundurkan diri atau dipecat.
“Aktivis HTI yang sudah berafiliasi dengan PKS sudah masuk dalam anak anak usia dini dalam pendidikan PAUD sehingga perlu ada penolakan,” bebernya.
Operasi Rahman mengatakan Islam di Indonesia tidak seperti HTI karena HTI ingin mendirikan negara dalam negara untuk itu harus dilibas tidak lagi hanya sekedar dibubarkan. Semua harus bersatu dalam bingkai NKRI apabila ada yang ingin membubarkan NKRI harus dilawan.
“Semua faham akan masuk di Indonesia yang mencoba menggangu kesatuan dan persatuan bangsa sehingga mahasiswa sebagai penerus bangsa harus waspada dan menolak seluruh faham anti Pancasila,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Budayawan Budi Jarot menekankan bahwa HTI harus dilarang seperti PKI sebuah organisasi hasil rekayasa Orde Baru. Ihwanul Muslimin sejak Soekarno dilarang masuk tetapi setelah pemerintahan Soeharto dan SBY mereka diijinkan masuk lewat pengajian untuk itu harus di lawan.
“Habib Rizieq punya otak cabul harus kita tolak apabila masuk jogja dan jangan kita serahkan negara ini kepada Habib Rizieq. Saya dengan Fatmawati sudah melaporkan Habib Rizieq ke Polda Metro Jaya dengan pasal ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan tuntutan pidana 20 tahun,” tuturnya.
Berikut isi pernyataan sikap pihak kampus ISI diwakili oleh Prof. Muhammad Agus Burhan ( Rektor ISI Yogyakarta ) antara lain :
a. Latar belakang dengan melihat kondisi bangsa Indonesia yang terpecah belah maka ISI telah mempunyai sikap antara lain :
1) Telah terbit SK rektor tentang pelarangan ormas dan orpol dilarang berkegiatan di Kampus
2) ISI merupakan kampus berasaskan Pancasila
3) Rektor dalam hal ini diwaklili Pembantu rektor 3 dan pengurus BEM ISI telah ikut serta dalam deklarasi petisi anti radikalisme yang dipusatkan di Unes tanggal 6 Mei 2017 lalu dan Rektor diwakili PR 1 dan 2 bersama kopertis Jateng DIY melakukan rapat di Magelang pada tanggal 19 Mei 2017 dan menyampaikan petisi antara lain:
a) menyiapkan program memperkuat NKRI
b) mengantisipasi rektor, dosen dan mahasiswa terkena imbas paham HTI
4) ISI jogjakarta mendukung pemerintah lewat pengajuan sidang ke pengadilan dalam pembubaran HTI dikarenakan ormas tersebut mengganti siatem pemerintah
Aksi ditutup dengan berjalan kaki menuju gerbang kampus dengan membawa spanduk bertuliskan ” BUBARKAN HTI ” ISI bersatu bubarkan HTI.