banner 728x250

Penebar Fitnah Sama Biadabnya Pembom Bunuh Diri Bom Kampung Melayu

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta – Aktivis PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 2013-2015 Azhar Kahfi meminta kepada aparat Kepolisian untuk menangkap pihak yang menyebarkan fitnah bahwa aksi bom bunuh diri Kampung Melayu adalah rekayasa atau pengalihan isu. Hal itu tersebar di group-group whatsapp.

“Kami mendesak pihak Kepolisian untuk segera menangkap pihak-pihak yang sengaja menyebarkan fitnah bahwa serangan biadab bom bunuh diri di Kampung Melayu dianggap rekayasa. Ini juga harus diusut tuntas, dan harus dimintai pertanggung jawaban alasannya menyebarkan tulisan fitnah tersebut,” tegas Kahfi hari ini.

banner 336x280

Lebih lanjut, Kahfi justru mengutuk keras pihak-pihak yang sengaja memperkeruh suasana dengan menyebarkan opini sesat yang tidak mendasar.

“Ini adalah upaya fitnah yang perlu segera disikapi, bukannya belasungkawa malahan giring opini bom bunuh diri rekayasa. Hati mereka terbuat dari apa ? Ini justru lebih biadabnya sama seperti pelaku bom bunuh diri. Pihak tersebut harus mempertanggung jawabkannya,” terang Kahfi.

Selain itu, Kahfi juga mendesak Kepolisian untuk bersikap tegas kepada kelompok yang kerap menebarkan kebencian disosial media. Fitnah-fitnah yang sengaja disebar viral itu juga sebagai upaya menebar fitnah, apalagi menebar kebencian soal keyakinan bahkan mengkafir-kafirkan.

“Polisi harus menindak tegas, pelaku penebar fitnah dan penebar kebencian harus segera ditangkap,” tuturnya.

Kahfi tidak menginginkan Indonesia dijadikan ladang peperangan bagi kelompok intoleran dan radikal, terbukti pawai unjuk kekuatan para pendukung ISIS di Jakarta maupun di beberapa daerah juga sudah dilakukan, tidak hanya itu keberangkatan para jihadis Indonesia ke Suriah terus bertambah, data dari BNPT menyebutkan sudah 300 lebih jihadis Indonesia saat ini berperang di Suriah.

“Fakta tersebut memberikan gambaran bahwa sel-sel teroris semakin menggurita dan akan menjadi ‘bom waktu’ yang setiap saat bisa meluluhlantakkan kedamaian dan persatuan Indonesia,” jelasnya.

Kahfi mengakui simpatisan gerakan radikal di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, peningkatan tersebut ditandai dengan keberhasilan mereka mencuci otak para pelajar, mahasiswa, santri, PNS, kelas menengah perkotaan, dan kalangan professional dengan menyebarkan kebencian dan intoleransi dengan iming-iming surga.

“Jihad-jihad seperti ini yang keliru. Apakah gerakan teroris ini sudah membunyikan genderang perangnya, maka ancaman serius ini tidak bisa diremehkan. Eksistensi mereka begitu kuat dengan benteng tokoh intoleran,” tandasnya.

Berikut isi tulisan penebar fitnah yang menganggap bom bunuh diri adalah rekayasa :

Bom Terminal Kampung Melayu, Tidak Perlu Kaget, Bukankah Kita Sudah Terbiasa dengan Pola-Pola Pengalihan Isu Seperti Ini ???

Kenapa tiba-tiba ada ledakan bom ?, mari kita cek peristiwa apa saja belakangan ini yang mewarnai pemberitaan nasional :

1. POLRI sedang tersudut, satu hari lalu Kapolri habis dicecar dalam raker bersama Komisi III DPR RI terkait sepak terjang POLRI yang diduga tebang pilih, yaitu kriminalisasi Umat Islam baik Ulamanya maupun aktivisnya.

2. Beberapa isu yang coba dikembangkan oleh pemerintah untuk memperburuk citra Umat Islam gagal total, dari pembubaran HTI (banyak protes dan serangan balik dari Umat), kriminalisasi Ulama (juga mengalami protes keras dari Umat bahkan DPR RI).

3. Upaya membela Ahok jelas sudah gagal total, dan ada pihak-pihak yang tidak terlihat bernafsu mengkriminalisasi Umat Islam. Sebagai upaya politik balas dendam.

4. Kali ini bom terjadi di terminal, jelas sangat aneh dan absurd, kemaren-kemaren (yang tentu juga janggal-janggal) bom biasanya meledak di kawasan elit, markas kepolisian, atau kawasan yang lekat dengan simbol asing khususnya amerika dan rumah ibadah. Anehkan kalau sekarang terjadi di terminal tempat rakyat jelata berkumpul, boleh jadi para perancang bom ini berhitung untuk mengurangi dampak yang tidak diinginkan baik secara ekonomi dll, jadi terminal yang dihantam.

5. Perlu diingat malam ini 24/5/2017 umat kristiani sedang bersiap merayakan hari besar mereka, tapi ternyata bukan gereja yang dihantam bom. Jika nanti POLRI (seperti biasa) mengaitkan dengan motif agama (baca : Islam), ya gak nyambung lah.

6. Nampaknya, patut diduga perancang aksi bom ini memang ingin mengaitkan dengan isu agama dengan memanfaatkan momentum jelang hari besar kaum kritiani, tapi lagi-lagi mereka coba main aman supaya tidak ada dampak yang terlalu merugikan, akhirnya terminal lah yang dijadikan lokasi aksi tersebut.

7. Kapolri dan Kapolda cepat sekali tiba di lokasi, apa jangan-jangan memang sudah…hmmm…you know what i mean lah. (Oya, Kapolri padahal kabarnya akan bertolak ke Mekkah malam ini)

8. Bisa juga kita cermati, kemarin bersamaan dengan dipermalukannya Kapolri di DPR RI, GNPF-MUI baru saja mengadakan konpers yang isinya akan terus ‘melawan’ kriminalisasi terhadap Ulama dan ketidakadilan terhadap Umat Islam. Maka diadakan lah aksi bom hari ini, dan pas juga dengan momen hari besar umat kristiani.

9. Tiga hari lagi ramadhan, Umat Islam sedang bersiap untuk mengisi ramadhan setelah mendapat ‘kemenangan’ dalam aksi-aksi kemarin melawan ketidakadilan, jika nanti POLRI mengaitkan ini dengan isu agama (baca : jihad dan Islam) maka terlihat sekali ada yang ingin merusak citra Umat Islam.

10. Belakangan mahasiswa juga demo di depan istana dari kawan-kawan KAMMI yang notabene organisasi kemahasiswaan Islam. Ada kaitannya gak ya ? Bisa aja kalau mau dikaitkan.

11. Penguasa negri ini baru saja menebar ancaman dan menakut-nakuti (baca : teror) pihak-pihak yang konon menentang pancasila dengan kalimat “gebuk”. Nah, dengan adanya aksi ini dan biasanya akan dikaitkan dengan isu agama (baca : Islam) sudah keliatan kan pihak yang akan “digebuk” setelah ini siapa ???.

12. Apa lagi ya ??? Tambahin sendiri deh…intinya kita sih udah biasa lah dan paham pola-pola pihak penguasa yang macam begini.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close