Jakarta – Alumnus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Fakultas Ilmu Sosial Teguh Nurdiansyah mengatakan penetapan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sebagai salah satu tersangka kasus dugaan chat mesum bersama Firza Husein merupakan sebuah keberanian institusi Polda Metro Jaya yang perlu di apresiasi.
“Islam telah mengajarkan kita untuk senantiasa berkhusnuzon kepada semua mahluk tak terkecuali terhadap institusi kepolisian Polda Metro Jaya,” kata Teguh, hari ini.
Dikatakannya, dalam skema hukum positif yang berlaku di Indonesia penetapan Rizieq Shihab sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya juga masih menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Sehingga jika memang kuasa hukum dan para kelompok pendukung Rizieq Shihab yang menganggap Imam besar mereka tidak bersalah maka sebaiknya segera mendesak Rizieq untuk datang menjalani proses hukum guna membuktikan kebenaran.
“Bukan malah berlari dan bersembunyi menjadi seorang DPO,” kata dia.
Menurutnya, sikap pengecut yang ditunjukkan pada figur fenomenal pentolan FPI itu tentunya akan membangun citra negatif ulama di Indonesia, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan umat Islam untuk lari dari permasalahan sebesar apapun masalahnya.
“Kalau memang merasa benar, maka buktikan semuanya dibawah sumpah pengadilan bukan hanya berkoar-koar sumpah mubahallah di luar negeri. Sekali lagi, save nama baik ulama, karena ulama dan pejuang Islam bukanlah pecundang,” tuturnya.
“Katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih,” tandasnya.
