Jakarta – Akun facebook Suratno Paramadina menulis sebuah opini tentang pandai dan liciknya suporter terorisme dalam menutupi kebejatan teroris. Berikut tulisannya:
Para suporter terorisme itu pinter banget ngeles-nya. Tapi kita harus lebih pinter lagi. Ini beberapa ‘modus’ ngelesnya mereka.
Displacement/pengalihan. Jadi klo ada bom teroris mereka buru-buru bilang itu pengalihan isu, itu konspirasi dll.
Difussion/penyebaran. Jadi klo ada bom teroris mereka ngeles; itu mainan intel, pelakunya petugas keamanan, pelakunya orang gila dll.
Comparison/perbandingan. Jadi klo ada bom teroris mereka bukannya mengutuk, tapi malah bilang itu belum seberapa dan (misal) oh apa yang dilakukan orang kafir dinegara ‘x’ lebih kejam dan lebih sadis lagi.
Consequence/konsekwensi. Jadi klo ada bom teroris (misal di kedutaan tertentu) bukannya mengutuk mereka justru berdalih ya wajarlah kan ditempat lain negara kedutaan melakukan hal sama, jadi bomnya dianggap pembalasan.
Victim/korban.
Eufemisme/perhalus. Jadi klo ada bom teroris mereka akan bilang itu bukan terorisme tapi itu jihad. Pelakunya syahid bahkan jasadnya wangi.
Dehumanisasi. Jadi klo ada bom teroris mereka akan bilang ya yang dibom kaum kafir, dajjal, dan sejenisnya.
Cek apakah ada diantara teman-teman kita yang seperti itu. Klo iya mungkin bisa ‘ditelisik’ lebih jauh dan lebih dalam, jangan-jangan memang mereka benar mendukung (secara tidak langsung) tindakan terorisme. Semoga manfaat dan berkah.