Jakarta – Kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang belakangan pada April lalu tengah disorot oleh Presiden Jokowi. Saat membuka Kongres Ekonomi Umat 2017, Jokowi mengingatkan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil agar target sertifikasi lima juga bidang tanah di tahun ini harus tercapai. Bila tidak, ia menyatakan akan menggeser atau bahkan mengganti menteri-menterinya yang tidak bisa memenuhi target itu.
Berangkat dari persoalan tersebut, Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) mengusulkan agar politisi Golkar Idrus Marham bisa di plot untuk menempati posisi tersebut.
“Kami yakin Idrus Marham loyalitasnya pada pemerintahan Jokowi tidak diragukan lagi dan bisa memenuhi target yang bisa dicapai sesuai permintaan Jokowi,” kata Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, hari ini.
Menurut dia, sentilan Jokowi itu menjadi sinyal dan cambuk bagi para pembantunya agar bisa bekerja lebih ekstra dan semakin loyal untuk memenuhi target yang bakal dicapainya itu. Alhasil, kata Willy, isu reshuffle jilid 3 yang pernah berembus kencang bakal terjadi.
“Kami sepakat jika ada Menterinya Pak Jokowi tak optimal jalankan perannya apalagi kurang kerja keras maka sangat tepat jika dilakukan reshuffle jilid 3. Solusinya ya ganti atau geser Menterinya,” bebernya.
Lebih lanjut, Willy mengatakan bahwa kalimat Jokowi soal kemungkinan mengganti menteri yang tak mencapai target tentu bukan tanpa alasan.
“Pernyataan itu tak mungkin jatuh dari langit, bukan jatuh di ruang hampa. tentu ada sebabnya dan itu tergantung tafsir orang,” kata dia.
Menurut dia, ada dua kemungkinan tafsir atas pernyataan Jokowi tersebut. Pertama memang kalimat tersebut disampaikan Jokowi melihat kinerja menterinya yang memang tak sesuai target.
Tafsir kedua, pernyataan Jokowi tersebut ditujukan kepada menteri-menteri yang partainya mbalelo.
“Ini habis Pilkada Jakarta, ada partai yang mbalelo ada juga tokoh mbalelo. Ini bisa jadi peringatan buat yang mbalelo dan tak loyal, Presiden akan mengeluarkan reshuffle,” tandasnya.