Jakarta – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 diwarnai perdebatan panas selama berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022, khususnya yang berkaitan dengan perang di Ukraina, hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam konferensi Pers usai menutup KTT G20 di Nusa Dua Bali, Rabu (16/11).
Kepemimpinan Indonesia berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20, “G20 Bali Leaders Declaration” yang awalnya diragukan banyak pihak. “Deklarasi terdiri atas 52 paragraf, diskusi mengenai hal ini berlangsung alot dan pemimpin G20 menyepakati isinya yaitu Perang di Ukraina telah melanggar batas wilayah dan melanggar integritas wilayah.” ucap Jokowi.
Dalam pembuatan KTT G20 Jokowi menyerukan agar perang segera dihentikan, sebab merugikan banyak orang, tidak hanya di dua negara, melainkan banyak orang dibelahan dunia lainnya, perang ini mengakibatkan penderitaan masyarakat dan ekonomi global yang masih rapuh yang menimbulkan resiko terhadap krisis pangan, ekonomi dan finansial.
Executve Chairman WEF Klaus Schwab, pada pembukaan G20 Bali memuji Presiden Jokowi sebagai Pemimpin negara pertama tanpa latar belakang militer dan elit politik yang kemenangannya sebagai Presiden dinilai Schwab sebagai kemenamangan demokrasi di negara dengan lebih dari 17.000 kepulauan, 300 suku dan 280 juta orang. Schwab juga menyebut pengabdian Presiden dan semangat kerjanya dalam membangun perkembangan sosio-ekonomi patut diperhitungkan dan juga mencerminkan sosok pemimpin yang luar biasa.
“Untuk mensukseskan pertemuan G20 dibutuhkan pemimpin luar biasa yang bertalenta dan seorang yang dipilih dan dipercaya oleh semua kalangan. Pak Presiden dengan kepemimpinan Anda yang rendah hati dan cinta damai kami berada di tangan yang terbaik. Karena itu, Presiden Jokowi bukan hanya pemimpin rakyat Indonesia , tetapi dia juga seorang yang mewujudkan semangat kerjasama global katalis perdamaian dan kemakmuran kolektif,” ujar Klaus Schwab.
Senada dengan itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan peranan indonesia sangat penting dikarenakan Indoensia memainkan diplomasi luar negeri ditengah-tengah dunia yang tidak menentu, Indonesia menjadi titik tumpu untuk mencapai kesepakatan. KTT G20 dilihat Romo Benny sebagai momen sejarah dimana semua mata dunia melihat Indonesia sebagai negara yang besar yang menjadi tuan rumah untuk memberikan solusi terhadap peradaban dunia.
“Kita berharap G20 menghasilkan kesepakatan untuk mampu membangun peradaban dunia baru, menghindari dunia ini dari krisis global dan menghindari dunia ini dari situasi yang tidak menyenangkan. Semoga Indoneia sebagai tuan rumah G20 menjadi pusat peradaban dunia dan pusat dimana kita menggali nilai-nilai gotong royong yang mampu memberi solusi terbaik untuk menghadapi krisis yang besar ini, kita yakin peranan Presiden Jokowi dan Ibu Menlu mampu memberikan keyakinan kita, bahwa Indonesia mampu berperan untuk meyakinkan dunia, menghadapi krisis global,” tutup Romo Benny kepada Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) Media.