Singkawang – Dalam rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang melaksanakan kegiatan Seminar Kebangsaan: Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Pelestarian Khazanah Budaya Melayu di Rumah Melayu Balai Serumpun, Kota Singkawang pada Selasa 9 Mei 2023. Agenda ini dihadiri unsur-unsur pendididikan dan kebudayaan Kota Singkawang, antara lain Para guru, kepala sekolah, organisasi(organisasi kebudayaan serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Singkawang. Acara ini merupakan acara puncak dan penutup rangkaian kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional yang antara lain mengadakan apel Hari Pendidikan Nasional, donor darah serta pekan imtaq.
Dalam pembukaan acara, antara lain menghadirkan narasumber Romo Antonius Benny Susetyo selaku Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP dan Dr Rizal Muntasir M. hum selaku Doktor Filsafat Universitas Gadjahmada, Drs Hj. Bujang Sukri MSi Plt selaku Kepala Kesbangpol kota Singkawang mewakili Pelaksana Jabatan Walikota Singkawang Dr Sumastro M. Si, menyatakan bahwa perkembangan kebudayaan yang makin pesat, mau tak mau menjadikan barat sebagai kiblat kebudayaan. Dan karenanya kebudayaan lokal posisinya makin terdesak, oleh karena itulah sudah seharusnya kita kembali kepada budaya lokal, yang berasal dari nilai-nilai luhur yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Melalui seminar Ini diharapkan masyarakat Singkawang dapat menjaga dan menginventarisir budaya lokal. Melalui Pancasila, keluhuran budaya lokal dan penghormatan kebudayaan lokal terhadap keberagaman dapat senantiasa tercipta. Hingga selain dapat mempertahankan predikat kota paling toleran, Singkawang senantiasa menjadi tempat yang damai dan aman bagi Masyarakat apapun latar belakang Identitas budayanya.
Untuk selanjutnya, dalam acara yang dibuka dengan penampilan pagelaran seni budaya Melayu seperti tari-tarian dan nyanyian yang dilakukan oleh pelajar Kota Singkawang ini, narasumber pertama yang merupakan Doktor Filsafat Universitas Gadjah Mada yang lahir dan besar di Singkawang Dr. Rizal Muntasir M. Hum menyatakan bahwa daur kehidupan manusia selain siklus kelahiran dan kematian dapat juga dilihat sebagai perputaran kehidupan menuju kehidupan yang lebih baik. Karena itu sebaik baiknya orang adalah yang berumur panjang dan berbuat baik bagi kehidupan di sekitarnya.
“Karena itulah dalam daur kehidupan kita harus selalu berlaku baik dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Kita harus selalu menjaga marwah kehidupan dengan senantiasa berlaku baik dan tahu membalas budi.” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa budaya luhur melayu yang diwariskan dari generasi ke generasi sesungguhnya merangkum itu semua, dan karena sikap bangsa Melayu yang terbuka terhadap keberagaman sesungguhnya.
“Ini yang membuat bangsa Melayu dapat tidak saja hidup berdampingan namun juga dapat menjaga kedamaian dengan saling tolong-menolong dengan bangsa dan etnis lain yang berkehidupan di Singkawang hingga toleransi dan keharmonisan dapat tercapai.” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nilai-nilai luhur kehidupan budaya Melayu juga memberikan kontribusi penting dalam penggalian nilai-nilai Pancasila oleh Bung Karno. Pancasila yang disarikan dari budaya dan nilai kehidupan masyarakat Indonesia ini kemudian menjadi dasar berbuat dan bertingkah laku bagi seluruh masyarakat Indonesia demi mencapai persatuan dan kesatuan bangsa.
“Namun dalam keberadaannya seiring perkembangan zaman dan waktu, keberadaan nilai-nilai luhur Pancasila mulai terusik dengan masuknya nilai dan budaya asing dari luar. Paham-paham yang mengedepankan politik identitas dan tidak ragu menyebarkan berita bohong dan hoaks dalam pencapaian tujuan ini membuat kedamaian di dalam masyarakat menjadi terusik.” ungkapnya.
Karenanya, penguatan nilai-nilai Pancasila ini merupakan upaya senantiasa untuk selalu menyegarkan dan mengingatkan kembali masyarakat terhadap nilai diri mereka. Masyarakat perlu senantiasa diingatkan kembali terhadap nilai-nilai luhur Melayu yang menjunjung tinggi kehidupan yang penuh toleransi, adab kemanusiaan, solidaritas, mufakat dan rasa keadilan baik secara individu maupun masyarakat.
Dalam kesempatan selanjutnya, narasumber kedua yang merupakan Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo memaparkan bahwa budaya Melayu memberikan kontribusi penting terhadap bangsa Indonesia, bahasa nasional dan pergaulan bangsa Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Hal ini membuktikan keterbukaan dan pengaruh penting masyarakat Melayu dalam perjalanan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.
“Hendaknya dalam posisi penting tersebut bangsa Melayu khususnya yang berada di kota Singkawang senantiasa dapat menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan serta pembumian nilai-nilai luhur Pancasila.” harapnya.
Lebih lanjut, staf khusus lembaga yang dikepalai oleh Profesor Yudian Wahyudi ini menyatakan bahwa dalam budaya Melayu banyak terdapat pepatah pepatah bijaksana dalam menjalani kehidupan.
“Hendaknya kita kembali dan senantiasa bercermin kepada pepatah-pepatah tersebut untuk menjaga Kebijaksanaan kita tidak saja sebagai Individu, namun sebagai bangsa untuk selalu menjaga nilai dan keutamaan bangsa Indonesia untuk bersatu dan memanfaatkan keberagaman sebagai potensi bukan hambatan.” tandasnya.
Benny menyebut bahwa nilai-nilai luhur budaya dalam Pancasila yang diituangkan dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat selau menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Benny melanjutkan paparannya dengan menyatakan sesungguhnya radikalisme takut pada kebudayaan, maka hendaknya kebudayaan yang telah mengakar dan kokoh tumbuh dan berkembang dalam masyarakat tidak dengan mudahnya dicampakkan. Karena kini muncul dan berkembang paham baru yang tersebar melalui ruang-ruang digital yang berkehendak menggantikan nilai-nilai luhur bangsa dengan paham-paham yang bertujuan menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dalam tahun politik ini, di masyarakat dan media yang dipenuhi oleh banyak aksi kekerasan, berita bohong dan narasi-narasi yang menonjolkan pecah belah dan adu domba bangsa, saat Ini diharapkan warga Singkawang dapat memenuhi media sosial dan mayarakat di lingkungannya dengan menjadi pribadi positif.” ujar Benny.
Ia menghimbau agar masyarakat yang senantiasa menggaungkan bagaimana persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dapat menciptakan damai yang nyata.
“Sehingga kita semua dapat meraih kebahagiaan dan dapat menjadi versi terbaik dari diri masing-masing untuk mencapai cita-cita.” tegasnya.
Untuk selanjutnya, dalam acara yang dihadiri 100 orang peserta secara luring ini, Benny menutup paparannya dengan menyatakan bahwa Singkawang yang telah dua kali meraih gelar kota paling toleran, sesungguhnya merupakan modal utama dalam upaya meningkatkan persatuan dan kesatuan sebagai dasar melewati segala tantangan yang mengemuka terhadap persatuan dan kesatuan.
“Kembali pada nilai dan budaya luhur bangsa melalui Pancasila, merupakan jalan yang paling tepat untuk senantiasa hidup damai dan toleran dalam keberagaman.” tutup Benny.