Jakarta – Jelang pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru, Direktur Eksekutif TIM Pemantau Independen Syarief Hidayatulloh menuding kubu Ahok Djarot telah membuat goro-goro alias gaduh suasana.
Kata Syarief, Djarot yang kini tinggal menghitung hari menjadi Gubernur DKI itu mulai melempar isu tak sedap terkait dana siluman kembali yang memang itu di tujukan Kepada DPRD.
“Dana siluman Anggaran Perubahan 2017 itu sebesar 1.8 Triliun di dalamnya yang nota bene kenaikannya tidak wajar ada Anggaran Rapat Amggota DPRD 500 ribu wakil ketua DPRD 2 jt dan untuk Ketua DPRD sebesar 3 Juta,” beber Syarief di Jakarta, Jumat (6/10/2017).
Lebih lanjut, Syarief mempertanyakan munculnya anggaran siluman 1.8 Triliun untuk pembebasan lahan Dinas Sumber Daya Air padahal sudah di coret dalam Rapat Pembahasan di Komisi D.
“Kenapa bisa muncul lagi setelah di pegang oleh Anak Buah Djarot di Dinas Sumber Daya Air. Jadi kalau begitu siapa yang memasukan lagi,” terang dia.
Syarief mencurigai gelagat yang tidak beres diakhir masa jabatannya Djarot dengan menempatkan orang-orangnya demi mengisi proyek peninggalan. Gamal Sinurat Asisten Pembangunan DKI Jakarta sendiri telah mengakui DPRD telah mencoret dan menyebut Dinas SDA DKI yang terlalu ngotot memasukan anggaran 1.8 triliun tersebut.
“Ini baru salah satu dinas sehingga saya curiga Djarot di akhir masa jabatanya telah menempatkan orangnya untuk mengisi proyek peninggalan,” ucapnya.
Oleh karena itu, Syarief berharap Gubernur Baru nanti bisa membersihkan semua pejabat yang di lantik oleh Djarot sampai akar-akarnya sehingga kepentingan rakyat lebih diutamakan dari pada kepentingan kelompok yang terdahulu menguasai Jakarta .
“Djarot membuat panas Jakarta saja dimasa lengsernya. Seperti linglung tidak punya konsep kedepan. Tekanan semua akan di kerjakan di masa akhir jabatannya itu mungkin Djarot lupa bahwa jadi Gubernur hanya sekejap. Mau pingin nambah lagi tapi ini bukan eranya lagi. Selamat jalan Djarot kembali lah ke tempat asalmu dan namamu akan di kenang selalu,” sebutnya.
Selain itu, Syarief juga mengendus gelagat yang tidak beres perihal Djarot yang beberapa waktu lalu juga telah melantik 17 pejabat di DKI Jakarta. Dia akan terus memantau terus apakah kinerjanya untuk kepentingan kelompok atau benar-benar untuk kepentingan rakyat.
“Jangan sampai pesanan bos terdahulu. Jika memang itu untuk kepentingan Boss terdahulu maka wajib Gubernur Anies Sandi untuk memberhentikan semua 17 orang tersebut atau di non jobkan. Rakyat Jakarta khawatir menghambat kinerja dan Progran Anies Sandi kedepan,” pungkasnya.