Tangsel – Suara mahasiswa UIN terbelah terkait aksi bagi-bagi ribuan pamflet perlawanan terhadap politik dinasti dan penjahat HAM yang akhir-akhirnya ini menjadi perhatian publik.
Dimana, salah satu perwakilan mahasiswa senior UIN Arif Fatullah Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial menuding gerakan mahasiswa UIN yang mengaku tergabung dalam Mahasiswa Indonesia Bersatu (MIB) itu ditunggangi kepentingan politik.
Ada juga pendapat dari perwakilan mahasiswa senior UIN lainnya Afiah (Fakultas Syari’ah dan hukum), menurutnya:
“Aksi yang dilakukan oleh teman2 Mahasiswa ini rawan dijadikan panggung politik untuk menyerang salah satu Paslon,” tegasnya.
Afiah juga mengajak kepada seluruh Mahasiswa maupun Masyarakat Indonesia, kita jadikan pemilu 2024 dengan riang gembira, aman dan damai, bersama-sama kita jaga persatuan bangsa tanpa adanya perpecahan.
Diketahui, Para mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Indonesia Bersatu ini juga melakukan aksi pembagian selebaran serentak di 899 kampus yang tersebar di 35 provinsi di Indonesia. Total ada 4 juta selebaran yang dibagikan oleh seluruh mahasiswa.
Mereka membagikan pamflet-pamflet bertuliskan “Menolak Dinasti Politik dan Penculik”, “Lawan Politik Dinasti”. Mereka juga membagikan tabloid Achtung berjudul “Reformasi Dikhianati”. Sesungguhnya Mereka lebih mendukung agar Pemilu berlangsung damai tanpa menyerang personal salah satu Paslon.