Tarakan – FKUB Muda Kota Tarakan mendukung kegiatan deradikalisasi yang digelar dalam rangka pencegahan dan penanggulangan paham radikal intoleran dan terorisme di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).
Kegiatan ini bertujuan mereduksi penyebaran ideologi berbasis kekerasan ini, pemerintah terus berupaya melibatkan banyak pihak serta membangun kesadaran kolektif masyarakat. Hal yang tak kalah penting dari itu semua adalah memutus rantai paparan permahaman-pemahaman menyimpang sehingga ideologi itu tidak tersebar, tidak mempengaruhi generasi, serta tidak mengancam integrasi/persatuan bangsa, keterlibatan pihak-pihak internal maupun eksternal untuk memastikan kegiatan ini mendapatkan hasil maksimal. Mengingat keberhasilan kegiatan ini dapat membagun keharmonisan bangsa dan mereduksi penyebaran dari paham radikalisme dan terorisme.
Dalam pertemuan pada Senin (25/03/24), dihadiri oleh perwakilan dari Forkopimda Kota Tarakan, Kepala Kesbangpol Kota Tarakan, Kepala Kemenag Kota Tarakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prov. Kaltara, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Muda Kota Tarakan, Pengurus BEM Nusantara, Pengurus PW Muhammadiyah Kaltara, Pemuda Ansor Kota Tarakan, Pengurus PC NU Kota Tarakan, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kota Tarakan, Ketua LPADKT-KU Kota Tarakan, dan Pengurus DPC PUSAKA Kota Tarakan.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut adanya sambutan dari Ka Satgas Wil. Kaltara Densus 88 AT Polri AKBP I Nyoman Suparsa dan Direktur Intelkam Polda Kaltara yang diwakili oleh Ps. Panit Subdit Kamsus Ipda Joni Heryan Tyson serta pemberian materi pengalaman oleh eks napiter, Yusran yang telah bebas murni beberapa pekan lalu.
Dalam kegiatan tersebur, Yusran menjelaskan tentang pengalaman histori proses perekrutan dan masuknya paham-paham yang menyimpang agar para pemuda dapat melakukan cegah dini sehingga tidak terpapar. Sekaligus pengucapan ikrar NKRI oleh Yusran dengan disumpah menggunakan Al-Quran, serta mencium dan hormat kepada bendera sang merah putih menyatakan bahwa telah kembali kepangkuan ibu pertiwi. Sebab pengucapan Ikrar Setia kepada NKRI tidak bisa dipaksakan karena kesadaran itu harus muncul dari diri mereka sendiri.
Menurut Kasatgas Wil Kaltara Densus 88 AKBP I Nyoman Suparsa mengatakan kegiatan seperti ini penting dilakukan khususnya di wilayah Kaltara. Meski bukan tidak ada aksi radikalisme dan terorisme yang terjadi secara langsung namun pihaknya terus melakukan upaya pencegahan.
“Untuk Kaltara sejauh ini aksi radikalisme hanya sebatas penyimpangan paham, akan tetapi telah ditindak sesuai aturan dan hukum yang berlaku, tercatat ada empat kasus yang telah diungkap Kaltara sejak tahun 2020 diantaranya di Bulungan Tarakan dan Sebatik.” tegasnya.
Direktur Intelkam Polda Kaltara melalui Ps. Panit Subdit Kamsus Ipda Joni Heryan Tyson menjelaskan pencegahan paham radikalisme tidak hanya dilakukan di dunia nyata namun juga menyasar ke dunia maya.
“Pemanfaatan akses internet oleh para penyimpang paham terus dilakukan dengan cara memblokir konten-konten yang diduga menyimpang dan membahayakan khususnya bagi generasi muda, diharapkan dengan kegiatan seperti ini paham-paham yang menyimpang dan juga paham yang bertujuan memecah belah bangsa dapat diatasi.” ungkapnya.
Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan pemberian kultum oleh KH. Abd. Samad Lc dan buka puasa bersama mengingat saat ini ialah momentum Bulan Suci Ramadhan yang masih berjalan.