Bekasi – Habib Anis bin Huesin Al Attas mengingatkan kepada seluruh umat Islam khususnya jamaah Masjid Jami’ Baitussalam Jatiasih Bekasi untuk tidak menjadi masjid sebagai lahan politik praktis.
Baginya, masjid adalah sebuah tempat peribadatan dan kegiatan keummatan untuk memelihara ukhuwwah Islamiyah yang tidak boleh dinodai dengan urusan politik praktis yang justru rentan terjadinya perpecahan antar ummat sendiri.
“Masjid merupakan rumah Allah SWT yang digunakan oleh umat Islam untuk beribadah. Jadikanlah Masjid sebagai pusat pembinaan umat serta menjaga Ukhuwwah Islamiyah. Untuk itu, gunakanlah masjid untuk beribadah kepada Allah, bukan digunakan untuk kepentingan politis seperti kampanye oleh calon-calon pemimpin,” kata Habib Anis dalam tausiyahnya di kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami’ Baitussalam Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (24/2/2018) malam.
Pun demikian, Habib Anis juga mengingatkan kepada umat Islam untuk tidak meninggalkan syariat dan Al Quran sebagai sumber utama ajaran Islam. Baginya, seluruh generasi bangsa yang beragama Islam harus didekatkan lagi dengan Kitab Sucinya itu.
“Selain tidak tepat gunanya Masjid (untuk kampanye politik), kemunduran umat Islam juga disebabkan oleh umat Islam itu sendiri karena telah meninggalkan dan menjauhi Al-Qur’an,” tuturnya.
Penistaan Agama
Selain itu, Habib Anis juga mengajak kepada seluruh umat Islam untuk saling introspeksi diri terkait dengan maraknya narasi penistaan agama. Baginya, penistaan agama Islam yang paling besar justru dilakukan oleh umat Islam sendiri, dimana mereka berani meninggalkan Sholat, menjauhkan diri dari Al Quran, tidak memuliakan masjid untuk kepentingan keummatan dan peribadatan yang tepat. Dan yang tak kalah penting adalah mudahnya umat Islam berbicara bohong dan berkata kotor.
Bagi Habib Anis, justru beberapa tindakan itulah yang sebenar-benarnya penistaan agama Islam.
“Sejatinya yang menistakan Agama Islam adalah umat Islam itu sendiri, bukan orang lain. Hal ini terlihat dari berbagai adab dan perilaku umat yang tidak lagi sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits,” tutur Habib Anis.
“Perilaku tersebut antara lain, berkata bohong, berkata kasar ke orang lain, meninggalkan shalat dan Al-Qur’an, serta penggunaan masjid yang tidak semestinya,” tambahnya.
Habib Muhammad Ridho Ajak Ummat Makmurkan Masjid
Hal senada juga disampaikan oleh Habib Muhammad Ridho. Dalam sesi tausiyahnya di kesempatan yang sama itu, ia mengingatkan juga kepada umat Islam untuk kembali memuliakan dan meramaikan masjid sebagai tempat peribadatan dan keummatan yang bertujuan untuk membangun kebersamaan dan pendidikan agama.
“Diharapkan kepada umat Islam agar kembali ke jalan yang sebenarnya melalui menjadikan Masjid sebagai pusat pembinaan umat agar senantiasa mendapatkan syafaat di hari akhir nantinya,” terang Habib Muhammad Ridho.
Kemudian terdapatnya agenda-agenda politik praktis yang dibangun di lingkungan masjid dikatakannya lantaran umat Islam sendiri tidak memuliakan masjidnya, sehingga agenda-agenda semacam itu justru mudah sekali menjamur.
Untuk itu, peran aktif kembali umat Islam untuk menangkal agenda-agenda politik praktis di lingkungan masjid harus dilakukan bersama-sama sehingga kesakralan masjid sebagai Rumah Allah dan tempat peribadatan Umat Islam bisa kembali seperti fungsi utamanya.
“Saat ini fungsi masjid sebagai tempat beribadah telah ditinggalkan oleh umat Islam itu sendiri. Sehingga umat Islam saat ini dinilai tidak lagi mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT,” kritiknya.
Perlu diketahui bahwa kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Jami’ Baitussalam Jatiasih, Bekasi tersebut dihadiri banyak jamaah baik dari Bekasi maupun jamaah dari luar bekasi.
Setidaknya 1.000 orang jamaah hadir dan tumpah ruah untuk bersama-sama mendengarkan tausiyah dari para Habaib dan Ulama serta sekaligus memperingai hari Kelahiran Nabi terakhir Muhammad SAW.