Jakarta – Ketua Presidium JARI’98 Willy Prakarsa mempertanyakan pada ormas Islam seperti FPI, HTI maupun tokoh-tokoh seperti Roy Suryo dkk yang kerap menyerukan Fufufafa justru tidak nyaring untuk turun kejalan mendukung upaya Polri dalam berantas judol ini.
“Ini anehnya pengikut kaum yang kerap singgung Fufufafa tapi malah tidak lakukan demonstrasi besar-besaran mendukung Polri gunakan kata “Allahu Akbar”. Padahal sesungguhnya inilah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,” ucap Willy, hari ini.
Dia pun mendukung gebrakan Polri Presisi dibawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memberantas praktik judi online (judol) di tanah air.
“Dukung 100 persen Polri sikat dan basmi Judi Online, khususnya dalam rangka penegakan hukum ditanah air,” tegas Willy.
Dia mengakui bahwa judol telah banyak menelan korban, padahal di larang oleh hukum juga di haramkan oleh agama. Namun, Willy pun mengajak publik dan netizen mempertanyakan hal kepada mereka yang kurang aktif mendukung upaya gebrakan Polri presisi dalam memberantas judol. Dia mengingatkan kembali bahwa judol adalah sumber penyakit dan malapetaka dinegeri ini.
“Karena parah bikin orang ketagihan dan kalahnya bikin orang penasaran. Dampak judi online berupa kekalahan tidak sedikit orang yang frustasi lalu lakukan bunuh diri,” sebutnya.
Lebih lanjut, Willy pun mengacungi jempol sikap tegas Kapolri saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI dengan menyatakan siap mundur jika terlibat atau menerima setoran dari judol.
“Pernyataan Kapolri tegas dan mendapatkan perhatian publik, apalagi beliau adalah sosok yang jujur, dan terbuka juga setia untuk bangsa dan negara,” tambahnya.
Disisi lain, Willy juga menyoroti pemberitaan mantan Menkominfo Budi Arie yang diframing dalam pusaran judol bersama pegawai Komdigi yang kini sudah menjadi tersangka. Katanya, Budi Arie sudah kooperatif dan obyektif bahkan menyatakan siap perangi judol di garda terdepan.
“Hukum perlukan bukti bukan berdasarkan asumsi, Budi Arie dalam statementnya juga siap untuk diperiksa asalkan ada pelapor dan saksi-saksi. Jadi bukan asal ngomong doang,” sebutnya.
Dia pun penasaran terkait masifnya isu negatif Budi Arie yang digiring seolah terlibat kasus judol. Willy menduga ada aktor intelektual yang dibelakang layar memainkan isu tersebut, sehingga publik bisa menganalisa dan menyimpulkan.
“Sudah saatnya kita bersama bantu mensukseskan program Pemerintahan Prabowo-Gibran dan saatnya kita bekerja dan bersatu. Kalau cuma sebatas mainkan isu ini, lalu kapan kita akan bekerja nafkahi keluarga dirumah? Sebagai Rakyat Indonesia kita harus perkuat dan jalin persatuan dan kesatuan, cuma itu modal dasar kita untuk bangkit dari segala keterpurukan,” pungkasnya.