JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa banyak catatan baik di Kepolisian sepanjang tahun 2024. Berbagai kinerja baik ini menurutnya perlu mendapatkan apresiasi dari masyarakat di tengah dinamika yang saat ini dihadapi oleh Korps Bhayangkara itu.
“Plus minus, tentu Polisi ada kekurangan tapi kan banyak juga nilai plusnya yang dilakukan, termasuk keamanan dan kenyamanan yang kita rasakan selama ini,” kata Habib Syakur kepada wartawan, Kamis (24/12).
Sejumlah prestasi dan kinerja baik yang selama ini dilakukan oleh Polri antara lain, penanganan kasus judi online, prostitusi online, pemberantasan narkoba, dan sebagainya.
“Kasus prostitusi online dan judi online juga sangat bagus ditangani oleh Polri. Walau soal judi online masih kita tunggu hasil akhirnya seperti apa,” sambungnya.
Dan yang tak kalah penting adalah, di tahun 2024 ini salah satu badan di Polri, yakni Densus 88 Anti Teror berhasil mendorong Jamaah Islamiyah (JI) taubat berjamaah. Mereka pun sudah kompak mendeklarasikan diri untuk kembali ke NKRI dan melucuti semua senjata mereka untuk diserahkan kembali ke penegak hukum.
“Ya, ini juga prestasi yang luar biasa. Bahkan prestasi ini menggemparkan dunia, dimana organisasi teroris paling fenomenal JI bisa taubat dan membubarkan diri. Artinya ini prestasi juga yang sangat luar biasa,” terangnya.
Bahkan kata Habib Syakur, yang teranyar adalah pengamanan Pemilu 2024 dimana nyaris tak ada konflik berarti yang mengganggu situasi kamtibnas secara masif.
“Pilpres kemarin juga aman, hampir tak ada konflik yang terlalu berarti. Dan kesuksesannya juga dilanjutkan di Pilkada kemarin, nyaris zero conflict. Artinya ada nilai plus yang dilakukan Polri yang berdampak besar ke masyarakat,” ujarnya.
Yang teranyar adalah program pengamanan Natal dan tahun baru. Menurutnya, sejauh ini pun pengamanan yang dilakukan dari unsur Polri masih dianggap sangat bagus.
Apalagi kata Habib Syakur, mengamankan aktivitas mobilisasi masyarakat sebanyak 110,67 juta orang di momentum liburan natal dan tahun baru (nataru) juga bukan pekerjaan yang mudah. Sejauh ini kata dia, semua potensi gangguan lalu lintas, kecelakaan hingga aktivitas kriminal masih terkendali dengan baik.
“Alhamdulillah nataru aman. Yang saya sempat khawatirkan akan ada aksi bom dari teroris juga tidak ada. Ya kita harus apresiasi betapa pun ini juga peran aktif Polri dalam melakukan preventif dan preemptif,” tutur Habib Syakur.
Walaupun begitu, ulama asal Malang Raya ini pun tetap berharap Polri melakukan pembinaan masif di internalnya. Sebab tak dipungkiri banyak ulah nakal oknum-oknum Polisi yang telah mencoreng nama baik institusi.
“Tetap harus kita lihat sebagai oknum ya. Karena kan tindakan kriminal seperti polisi tembak polisi, polisi tembak pelajar di Semarang, ini semua bukan prosedur Polisi, tapi penyalahgunaan senjata dan ketidakmampuan anggota dalam mengendalikan diri,” tuturnya.
“Hal-hal begitu perlu menjadi catatan. Artinya, Itwasum, Propam dan jajaran terkait harus melakukan evaluasi dan pendidikan mendasar untuk meminimalisir kenalakan oknum ini yang bisa berdampak tidak baik bagi institusi,” sambungnya.
Oleh sebab itu, Habib Syakur berharap Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mampu mengelola lagi SDM Polri agar tetap tegak lurus dengan pedoman PRESISI (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan).
“Semoga slogan PRESISI ini tidak hanya dipegang Kapolri, tapi dipedomani oleh semua jajaran sampai tingkat paling bawah. Jangan karena kenakalan oknum lagi merusak satu institusi. Ini tidak pas,” tukasnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid juga mengingatkan bahwa rakyat Indonesia seharusnya mendukung kinerja Polri yang tetap sesuai dengan pedoman Undang-Undang dan regulasi yang berlaku. Sebab menurutnya, peran Polri sangat penting untuk menjaga eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa.
“Bayangkan 12 jam saja Polri tak bekerja, saya kira negara sudah bubar. Artinya apa, Polisi penting untuk menjaga kita. Makanya rakyat sudah harus mendukung. Kalau ada yang tidak sesuai wajib kita kritisi sebagi bentuk kecintaan kita pada institusi ini,” pungkasnya.