banner 728x250

Ken Setiawan Imbau Jangan Lengah Pembubaran Jamaah Islamiyah, Induk Terorisme di Indonesia adalah NII

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NII Ken Setiawan mengapresiasi langkah aparat dan pemerintah yg telah mendukung dan menfasilitasi pembubaran dan ikrar setia NKRI kelompok Jamaah Islamiyah di beberapa daerah di Indonesia.

‎Terutama Densus 88 yang saat ini lebih fokus mengoptimalkan kegiatan pencegahan terorisme sehingga sejak tahun 2023 sampai sekarang tahun 2025 tidak terjadi aksi terorisme.

‎Tapi Ken menyampaikan bahwa deklarasi pembubaran kelompok Jamaah Islamiyah tersebut jangan kemudian dimaknai sebagai akhir dari kewaspadaan kita terhadap aksi terorisme di tanah air.

‎Menurut Ken, Induk dari semua kelompok terorisme di Indonesia adalah NII, kemudian Jamaah Islamiyah itu hanyalah salah satu sempalan dari kelompok NII yang melahirkan aksi teror bom bali dan kasus teror selanjutnya.

‎Sebelum terjadi kasus bom Bali, di Indonesia sudah banyak terjadi kasus terorisme yang di lakukan oleh tokoh tokoh NII, terutama sejak tahun 1975 di Jawa dan Sumatra yang dikenal sebagai Komando Jihad (Komji), Jelas Ken.

‎Di Sumatra Utara pada Juni 1976, kelompok NII merampok di Batang Sereh, Belawan, mereka juga meledakkan bom di tempat hiburan seperti Bioskop.

‎Aksi teror lainnya, mengebom Rumah Sakit Imanuel di Bukit Tinggi, Gereja Methodis, dan Perguruan Budi Murni, meledakkan tempat hiburan Bioskop Ria dan Bar Apollo di Medan.

‎Di Padang, NII meledakkan Masjid Nurul Iman dengan melempar granat saat gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an. Setelah itu.

‎Lalu pada 1980, NII melakukan perampokan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di Kecamatan Banjarsari, Ciamis. Mereka berhasil meraup uang hampir Rp 20 juta.

‎Selanjutnya, pada 1981, 14 anggota Komando Jihad menyerang empat polisi di Bandung. Keempat orang anggota polisi dibantai hingga meninggal. “Mereka juga melakukan pembajakan pesawat DC-9 Woyla milik Garuda pada 28 Maret 1981,”

‎Pengeboman Candi Borobudur oleh tokoh NII pada 21 Januari 1985 dan kasus makar NII di Talangsari Lampung tahun 1989 yang akhirnya bisa dipadamkan oleh A. M Hendropriyono yang saat itu menjabat sebagai Komandan Korem Garuda Hitam Lampung.

‎Menurut Ken, Bisa jadi belum seluruh anggota organisasi terlarang tersebut telah sepakat sepenuhnya dengan keputusan tersebut untuk kembali ke NKRI.

“‎Kita masih ingat Agus Sujatno, pelaku kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung tahun 2022 yang juga di lakukan oleh kelompok NII yang ditangkap dan sudah dipenjara, namun setelah keluar dipenjara justru melakukan aksi bom bunuh diri.” ujarnya.

‎Selain itu, kita tahu bahwa selama ini ada juga kelompok radikal dan pelaku teror lain yang berada di luar kontrol dan masih mengidolakan tokoh tokoh NII seperti kelompok Muhammad Yusuf Tohiri (MYT) dan Ajengan Masduki serta aliansi kelompok NII yang saat ini menamakan dirinya kelompok Dauroh Islamiyah.

‎Bahkan tak tertutup kemungkinan bibit-bibit radikalisme muncul bukan dari lingkaran lama melainkan dari orang-orang yang terpapar pemikiran kekerasan secara mandiri dari media sosial.

‎Menurut Ken, kelompok NII gaya baru seperti Dauroh Islamiyah bisa berpotensi menjadi bibit aksi terorisme lone wolf karena memusuhi warga masyarakat lain yang dianggap layak diperangi atau juga yang berkesimpulan bahwa secara ideologis dan keyakinan tidak menyepakati bentuk negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

‎Apalagi saat ini kelompok NII gaya baru melakukan metamorfosa dengan melakukan penyusupan ke masyarakat melalui kegiatan kemanusiaan seperti membangun yayasan yatim piatu dan duafa serta melakukan seminar enterprenuer pelatihan pelatihan ketrampilan sehingga banyak masyarakat khususnya kalangan anak muda bisa tertarik dan akhirnya direkrut menjadi anggota NII.

‎”Diharapkan masyarakat jangan lengah, saat ini banyak jaringan kelompok radikalisme dan terorisme melakukan propaganda dengan cover melakukan kegiatan sosial dimasyarakat melalui yayasan kemanusian. Bisa jadi mereka sudah ada di sekitar kita.” tutup Ken.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close