banner 728x250

Ilmu Vaksin Ideologi

  • Bagikan
banner 468x60

Oleh: Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jabar

Dinamika politik umat Islam ideologis (ISIS, HTI, FPI, MMI, dll) selalu menarik untuk disimak. Selain karena politik terkait dengan pengurusan urusan publik juga berhubungan dengan keyakinan, pemahaman dan orientasi personal politisi.

banner 336x280

Sering disingkat dengan kata ideologi. Dengan kata lain politik merupakan medan juang untuk merealisasikan suatu ideologi.

Unsur utama suatu ideologi adalah keyakinan. Keyakinan atas kebenaran pandangan tentang manusia, alam dan hidup, baik kehidupan pra dunia maupun pasca hidup di dunia.

Ideologi juga mengandung pandangan tentang kosmis dan soal materi. Kebenaran menyertakan keselamatan di sampingnya. Orang yang hidup dengan benar pasti selamat. Ideologi, keyakinan akan kebenaran dan keselamatan unsur pokok dalam diri manusia.

Keyakinan atas kebenaran yang akan menyelamatkan hidupnya dan hidup orang lain membuat seseorang yang ideologis jadi fanatik, militan, agresif dan ekspansif. Dengan ideologi yang diyakininya secara psikologis dia merasa punya tanggung jawab moral untuk menyelamatkan orang lain yang belum memiliki ideologi sebagaimana yang dimilikinya.

Orang yang ideologis cenderung ingin mengideologiskan orang lain. Maksudnya ingin orang lain memiliki ideologi seperti dirinya.

Inilah sebab mengapa ghirah dakwah kaum ideologis terus menggelora. Mereka merasa sedang mengemban misi mulia menyelamatkan umat manusia dari bencana dan malapetaka.

Seolah-olah tidak ada yang salah. Padahal jika ditelaah lebih dalam dan luas dengan akal yang jernih dan hati yang bersih, muslim ideologis menyimpan “nafsu syahwat tersembunyi” di balik ghirah dakwahnya. Nafsu tersembunyi yang memiliki daya rusak dan daya sesat yang mengerikan.

Nafsu selalu berbanding terbalik dengan ilmu. Nafsu syahwat tersembunyi di balik misi ideologis akibat dari kebodohan yang juga tersembunyi.

Terinspirasi petuah dari kitab Al-Hikam, saya ingin mengatakan: “Keinginanmu berdakwah mengideologiskan orang lain, sedangkan kamu masih berada di maqam mencari ilmu, itu menunjukkan ada nafsu syahwat tersembunyi di dalam dirimu.”

Aura panas yang kita rasakan saat mendengar dakwah dan melihat gerakan kaum Islam ideologis efek dari radiasi panas nafsu syahwat mereka yang tersembunyi.

Ideologi bersifat tertutup (close minded). Orangnya cenderung arogan merasa benar sendiri. Merasa kebenarannya sudah final. Bersikap apatis dan pasif terhadap ilmu pengetahuan yang baru.

Di sisi lain menerima apa adanya informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman dari orang yang seideologi. Pada sat yang sama menyaring dengan ketat dan menolak setiap fakta, realitas, informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman yang bertolak belakang dengan ideologi yang dianutnya.

Berbeda dengan ideologi, ilmu menuntut seseorang bersifat rendah hati. Terbuka terhadap kebenaran baru. Dimana dan kapan saja munculnya kebenaran baru itu.

Proses penerimaan informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman terjadi secara akumulatif. Ilmu menuntut seseorang agar bersikap ilmiah: objektif dan jujur.

Selain itu metode ilmiah membawa orang untuk melakukan verifikasi, falsifikasi, investigasi dan kontemplasi terhadap data, informasi, fakta dan realitas yang diterimanya.

Mengembalikan orang yang sudah ter-install ideologi tertentu memang tidak mudah. Ideologi yang telah mendarah daging, menulang sampai ke sumsum tulang belakang akan berubah, jika ilmu pengetahuan yang valid, terverifikasi, terfalsifikasi dan justified diinjeksi masuk ke dalam alam pikirannya.

Karena sifat ilmu pengetahuan berlawanan dengan ideologi, maka masuknya ilmu pengetahuan ke dalam alam pikiran seorang yang ideologis akan melemahkan ideologinya. Inilah maksud dari ilmu vaksin ideologi.

Memasukkan ilmu pengetahuan kepada orang yang sudah ideologis lebih sulit, karena akan mengusik eksistensi dirinya yang memicu sikap resisten. Tanpa disadari dalam ideologi mereka tersimpan stigma negatif terhadap ilmu pengetahuan.

Stigma buruk yang menjadi sistem pertahanan ideologis. Stigma psikologis yang menyimpangkan konteks dan mengeluarkan makna sebenarnya dari konsep-konsep ajaran Islam. Seperti yang terkandung dalam konsep-konsep takfir, tafsiq, tab’id, ansharut thaghut, sistem kufur, ulama suu’, antek Barat, Zionis, munafik, pecinta dunia, haus kekuasaan, dsb.

Sekali lagi, kebenaran merupakan akumulasi dari ilmu pengetahuan yang valid, terverifikasi, terfalsifikasi dan justified. Demi mendapatkan kebenaran yang sejati butuh proses. Butuh waktu panjang dan biaya besar untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan hingga mendekati kebenaran.

Demikian pula dengan ikhtiar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada orang yang ideologis membutuhkan kesabaran, waktu dan biaya jauh lebih besar ketimbang kepada orang biasa yang belum ideologis. Ikhtiar ini haruskan dilakukan karena tidak ada jalan lain.

Hanya dengan ilmu pengetahuan maka hawa nafsu syahwat yang tersembunyi akan tersingkap. Kemudian menterapinya dengan mengamalkan aurad, riyadlah dan mujahadah di bawah bimbingan seorang wali mursyid yang kamil dan mutakammil.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close