Jakarta – Jamaah Pengajian Pendukung Ahok-Djarot semakin bergerilya menggelar pengajian blusukan dibasis massa mantan pendukung Agus Sylvi, wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Antusias warga yang ikut hadir dalam pengajian blusukan kali ini menunjukkan bahwa mereka mensupport agar calon petahana Basuki-Djarot itu kembali melanjutkan kepemimpinannya di Ibukota.
Warga semakin menyadari dan merasakan dampaknya dengan hasil kerja nyata Basuki Djarot selama ini. Warga DKI juga semakin bosan dengan suguhan intimidasi, caci makian hingga isu SARA.
Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh Mz pria kelahiran Madura Jawa Timur itu mengaku kagum dengan aura Djarot selama ini. Sebagai seorang pemimpin publik, Djarot telah menunjukan keteladanannya yang patut dicontoh.
“Djarot mempunyai kepribadian yang jujur, santun, sabar, pemaaf / tidak pendendam. H. Djarot dicaci maki disana disini, sampai-sampai cara kotor hingga pengusiran tapi beliau hanya balas dengan senyuman. Ini bukti kesabaran beliau berjuang untuk rakyat Jakarta,” kata Gus Sholeh, Rabu malam (6/4).
Menurut Gus Sholeh, mantan Walikota Blitar itu diakui pembawaannya yang sangat tenang dan tanpa emosi dalam menghadapi keadaan apapun dan dimanapun, menunjukan kualitas mental baja seorang Djarot.
“Para pendukung Basuki Djarot harus bisa teladani kesabaran Djarot. Dalam menghadapi semua ini, Djarot menerapkan konsep “mati sajroning urip”. Sebuah ungkapan Jawa yang bermakna “mati di dalam hidup”. Artinya, nafsu, amarah, dendam, benci, kita matikan,” jelasnya.
Gus Sholeh pun berpesan kepada jamaahnya untuk selalu bersabar menghadapi intoleransi maupun intimidasi yang dilakukan pihak-pihak seberang.
“Duet Basuki Djarot ini sudah tepat, Djarot yang sabar dan Basuki yang tegas ambil keputusan,” kata Gus Sholeh.
Sementara itu, Ustad Lora Rosyidi dan Ustadz Lora Yakub yang setia menemani perjuangan Gus Sholeh di pengajian blusukan kali ini juga mengapresiasi kekaguman Basuki Djarot yang memuliakan dan mensejahterahkan umat Islam. Selain itu, kehormatan mereka kepada para ulama-ulama nusantara.
“Keduanya teladani dakwah ulama nusantara dan para wali songo,” kata Ustadz Lora Yakub.
Dikatakan dia, Indonesia adalah negara yang sudah dianugerahkan Tuhan dengan keanekaragamannya. Indonesia, kata dia, juga mengusung slogan Bhinneka Tunggal Ika. Basuki Djarot mencoba memperjuangkan aplikasikan dakwah ulama nusantara itu dengan melakukan amal maruf nahi munkar
“Basuki Djarot berjuang untuk berjihad berjuang sungguh-sungguh melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan. Membangun masyarakat yang beradab, masyarakat yang hormat menghormati,” tandasnya.