Jakarta – Jamaah Pengajian Pendukung Ahok-Djarot (Jampe2aja) menghimbau semua masyarakat DKI Jakarta khususnya majelis taklim wilayah Jaksel secara sadar melihat bagaimana track record calon pemimpinnya dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April nanti.
“Jangan sampai, triliunan aset DKI Jakarta yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat dan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan justru akan dijadikan basis bisnis dengan perilaku negatif seperti penggelapan, penipuan, termasuk pemalsuan dokumen-dokumen. Jangan sampai masyarakat salah pilih,” kata Ustadz Lora Yakub, saat mengisi tausiyah di pengajian kebangsaan di Pondok Pinang Jakarta Selatan, Kamis (6/4).
Selain jeli melihat track record paslon Gubernur, Ustadz Lora juga berpesan kepada paslon yang bertarung dan timsesnya untuk tidak jualan isu SARA dan tidak alergi untuk beradu secara jantan dalam berkampanye yang cerdas.
“Warga Jakarta sudah bosan dengan kampanye SARA, saatnya lah berkampanye cerdas. Berikan warga dengan program-program yang cerdas bukan kebencian dan dendam. Insya Allah pendukung Basuki Djarot tidak bermain kotor seperti itu,” tuturnya.
Sebab, kata dia, jika terus-terusan menyinggung soal SARA maka berdampak pada kemajemukan yang ada di Indonesia dan bisa menjadi pemicu adanya permusuhan.
“Sudah saatnya lagi berkampanye lah yang cerdas. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan, tentang perdamaian, bukan permusuhan,” kata dia.
Sementara itu, lanjut Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh Mz mengatakan agar berbanggalah sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya dan adat.
“Kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia karena kemajemukannya. Kita adalah saudara, kemajemukan terdiri dari berbagai suku ras dan agama bukan ancaman, tapi itu kebanggaan yang dimiliki di Indonesia,” sebutnya.
Selanjutnya, Gus Sholeh mengajak massa kontra-Ahok untuk hilangkan segala rasa benci dan satukan hati demi kemajuan Indonesia, serta tidak mudah terprovokasi dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, hanya demi kekuasaan.
“Mari satukanlah hati kita, jangan lagi ada rasa permusuhan, jangan ada kebencian. Semua harus bersatu demi Indonesia. Bangsa Indonesia sudah terpecah belah hanya karena kepentingan oknum tertentu,” tandasnya.