banner 728x250

Aktivis 98: Pancasila Sudah Final, Indonesia bukan Negara Syariah

  • Bagikan
banner 468x60

Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyesalkan ceramah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang mengajak warga Surabaya untuk datang ke Jakarta saat putaran 2 pencoblosan Pilkada DKI.

Pasalnya, dalam ajakan itu Rizieq menyerukan bagi yang memiliki nyali maka tinggalkan saja surat wasiat kepada sanak keluarganya. Menurut Willy, ajakan tersebut seperti mau amaliah saja.

banner 336x280

“Pesan Rizieq ini seperti mau nyuruh bom bunuh diri saja. Ini kan Pilkada DKI, pesta rakyat. Kok malah mobilisasi massa dari daerah, sampai-sampai bilang yang punya nyali tinggalkan surat wasiat,” tegas Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Sabtu (15/4).

Untuk diketahui, Rizieq dianggap telah membuat kegaduhan dalam tayangan video yang viral di dunia maya. Dalam video yang berjudul “Ancaman Rizieq Jika Sampai Anies Kalah Pilgub DKI”, Willy menilai video itu sudah mengarah pada kebencian dan berbau provokasi.

Menurut Willy, pernyataan Rizieq dinilai aneh dengan mengaku bukanlah tim sukses paslon nomor urut 3 tapi kok ajakannya menjadi menjurus kepada kepentingan politik. Sama halnya dengan kelompok Tamasya Al Maidah yang ikut diprovokasi Rizieq agar memobolisasi massa daerah ke Jakarta.

“Terbukti, ormas radikal menyusup Pilkada lewat tamasya Al Maidah. Bukan timses, bukan parpol terus kepentingannya apa ke Jakarta kalau gak bikin gaduh,” terang Willy.

Oleh karenanya, Willy mendukung jika ada pihak yang memperkarakannya ke Bareskrim Mabes Polri demi keamanan dan ketertiban suasana Pilkada DKI.

“Siapa yang akan bertanggung jawab jika nanti mereka disusupi kelompok teroris. Apa bisa mereka mengatur banyaknya orang daerah ke Jakarta, tapi buat apa juga. Tambah bikin gaduh suasana saja,” jelasnya.

Selain itu, Willy mengapresiasi langkah Partai yang didirikan Gus Dur Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dengan tegas menolak mendukung paslon Gubernur yang didukung kelompok radikal.

“Indonesia adalah negara Pancasila dan sudah final, bukan negara Syariah. Setiap warga negara memiliki haknya untuk memilih dan dipilih. Jangan intimidasi warga DKI dengan menakut-nakuti, warga DKI sudah semakin cerdas tidak terpengaruh dengan politisasi agama,” tandasnya.

banner 336x280
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close