Jakarta – Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (BEM PTKI) menggelar kegiatan Silaturahmi Nasional BEM PTKI se-Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kegiatan yang dimulai dari 2-4 Mei ini mengangkat tema “Revivalisasi Peran dan Gerak Mahasiswa Islam Dalam Menyikapi Problematika Kebangsaanā€¯. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa menyepakati menolak konsep Khilafah dan meminta agar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan.
Presiden Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Riyan Hidayat, mengatakan kegiatan kita dihadiri 54 BEM PTKI Se-Indonesia, kami banyak melakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) membahas persoalan keumatan dan kebangsaan, salah satu butir yang kami hasilkan adalah menolak paham HTI karena bertentangan dengan Pancasila dan konsep Islam Rahmatan Lil’alamin, pungkas Riyan saat ditemui di UIN Jakarta, Kamis (04/05)
“Indonesia adalah negara majemuk dan plural sehingga tidak cocok jika konsep HTI diterapkan di Indonesia, lanjut Riyan, kita ingin HTI dibubarkan dan meminta agar rektorat melarang HTI masuk kampus, karena mereka jelas-jelas sudah mendeklarasikan ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah, itu adalah bukti Pancasila dan UUD 1945 sedang terancam,” katanya.
Hal senada disampaikan Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Banten yang sama-sama resah atas konsep yang dilakukan HTI. Sebab, bagi dirinya konsensus kebangsaan tetap harus dijaga sebagai pemersatu bangsa dan Indonesia berdiri tidak hanya dibangun satu kelompok dan agama saja.
“Ini Indonesia, paham yang dianut adalah Islam Indonesia. Negara kesatuan yang berbhineka harus tetap menjadi kekuatan bersama, tidak harus dibuat menjadi negara Islam, HTI itu ya harus dibubarkan, mereka sudah mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara kita,” ujurnya.
Lanjutnya, nilai luhur pancasila yang menghargai dan mengakui keragaman agama dan budaya harus tetap dijaga untuk mempersatukan kita,” tandasnya.