Jakarta – Puluhan mahasiswa mengatasnamakan dirinya Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (KAMERAD) berunjuk rasa di depan DPRD DKI Jakarta dan Kantor Dinas Pemuda DKI Jakarta, Selasa (9/5).
Mereka menyikapi kekisruhan yang terjadi pada tubuh KONI DKI. Koordinator aksi Fajar Ardy Hidayatullah mendesak kepada Kadisorda Rationo untuk melakukan audit penggunaan anggaran KONI DKI yang diduga nilainya cukup fantastis namun tidak berbanding lurus dengan prestasi kontingen atlet DKI di PON Jawa Barat lalu.
“Kami meminta Kadisorda untuk tidak mengakui Dody Rahmadi Amar SE sebagai Ketua Umum KONI DKI karena proses pemilihannya cacat prosedur,” ungkap Fajar saat berorasi.
Selain itu, Fajar meminta Kadisorda untuk membentuk Panitia Seleksi Ketua KONI DKI yang netral, independen dan profesional untuk mencari figur pimpinan KONI yang mampu memajukan prestasi atlet DKI. Selanjutnya, DPRD DKI untuk tidak meloloskan anggaran yang diusulkan oleh Dody Rahmadi Amar pasalnya disinyalir patut diduga banyak kegiatan fiktif yang dilakukan oleh KONI DKI yang membuat presentasi atlet DKi tidak maksimal.
“DPRD DKI harus tetap menolak memberikan pengakuan terhadap kepengurusan KONI DKI dibawah kepemimpinan DODY Rahmadi Amar karena yang bersangkutan patut diduga figur bermasalah dan termasuk salah satu mafia anggaran Hibah DKI Jakarta,” tuturnya.
Hal tersebut dapat dilihat dari rekam jejak Dodi Rahmadi Amar ketika menjabat Ketua KNPI DKI yang pada masa kepemimpinan nya mendapat anggaran Hibah 3 Milyar dari APBD DKI namun banyak ditemukan kegiatan fiktif di organisasi tersebut.
“Bahkan hingga saat ini KNPI DKI masih kepengurusan Dody masih meninggalkan dosa hutang penyelenggaraan Musda KNPI DKI yang nilainya mencapai puluhan juta kepada manejemen Hotel Sental Jakarta Pusat,” tandasnya.