Jakarta – Aksi keji kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terjadi. Kali ini, KKB melakukan kekerasan terhadap warga di Kampung Nogoliat, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022).
Akibat serangan KKB, sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dan dua orang luka-luka. Salah satu korban tewas adalah pendeta.
Adapun identitas korban tewas yakni Yulius Watu, Hubertus Goti, Daeng Marannu, Taufan Amir, Johan, Alex, Yuda Nurusingga, Nasjen, Mahmut Ismain dan Eliaser Baner.
Sementara dua korban yang mengalami luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.
Menyikapi hal tersebut, Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta mengatakan, inisiden ini adalah motif perlawanan terhadap NKRI.
“Ini sudah sangat brutal, tidak hanya eksistensi tetapi memang mereka menganggap negara dan masyarakat yang pro terhadap NKRI adalah musuh,” tegas Stanislaus, hari ini.
Dia berpesan agar masyarakat kompak dan meminta perlindungan aparat jika berada di daerah berbahaya. Jika tidak kompak maka akan menjadi celah bagi KKB untuk masuk dan berbuat ulah. Dan ia menyebut kekerasan yang dilakukan KKB sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“Sudah menimbulkan korban jiwa, itu jelas melanggar hak asasi manusia, hak untuk hidup,” kata Stanislaus.
Kata Stanislaus, terhadap kelompok yang sudah melakukan kekerasan apalagi dengan senjata, TNI-Polri harus tegas, ini demi keselamatan masyarakat.
“Jadi TNI-Polri perlu tegas untuk melindungi hak masyarakat,” tegasnya.
Bukan itu saja, Stanislaus pun meminta Komnas HAM juga perlu menyuarakan isu ini bahwa masyarakat menjadi korban kebiadaban kelompok bersenjata yang anti NKRI.
Stanislaus menyebut, motif yang dilakukan KKB ini adalah bentuk perlawanan terhadap NKRI, ini sudah sangat brutal, tidak hanya eksistensi tetapi memang mereka menganggap negara dan masyarakat yang pro terhadap NKRI adalah musuh.
“Tanpa ketegasan TNI-Polri maka kelompok tersebut akan terus berulah,” ungkapnya.
Saat ditanya langkah apa yang harus dilakukan masyarakat agar tidak menjadi korban kekejian KKB, Stanliaus mengatakan, masyarakat harus kompak dan meminta perlindungan aparat jika berada di daerah berbahaya.
“Jika tidak kompak maka akan menjadi celah bagi KKB untuk masuk dan berbuat ulah,” pungkasnya.